Terdapat sejumlah teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan dinamika perubahan budaya konsumsi, salah satunya adalah konsep "Globalization of Nothing" yang dikemukakan oleh George Ritzer. Konsep "G;obalization of Nothing" menyoroti bagaimana globalisasi tidak hanya membawa perubahan substansial dalam budaya, tetapi juga memperluas apa yang disebut Ritzer sebagai "nihilisme konsumsi" di mana variasi produk dan pengalaman konsumsi menjadi semakin seragam dan homogen di seluruh dunia.
Dalam konteks ini, strategi yang diterapkan oleh GoFood dan restoran fast food menerapkan tren ini dengan menawarkan pengalam konsumsi yang seragam dan terstandarisasi. Melalui berbagai fitur baru seperti Gofood Plus dan Gofood Turbo, GoFood berusaha untuk meningkatkan pengalaman berkuliner pelanggan dengan memberikan keunggulan tambahan, seperti pengiriman lebih cepat atau akses ke restoran eksklusif. Ini menciptakan pengalam konsumsi yang seragam di berbagai lokasi, mengurangi variasi dan kompleksitas dalam pengalaman konsumsi.
Sementara itu restoran fast food juga menerapkan strategi serupa dengan fakus pada kualitas layanan yang cepat dan ramah, konsistensi produk, progam loyalitas, dan pengalaman positif bagi pelanggan. Dengan menawarkan pengalaman yang serupa di seluruh rantai restoran, restoran fast food menciptakan kesan yang konsisten bagi pelanggan di berbagai tempat. Kerjasama antara restoran fast food dan layanan GoFood juga memperkuat homogenitas pengalaman konsumsi dengan menyediakan layanan pengiriman yang cepat dan kualitas produk yang seragam. Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi digital, seperti platform GoFood, berperan dalam memperluas nihilism konsumsi dengan memperkenalkan standar yang seragam dalam pengalaman berkuliner.
Dalam konteks ini budaya konsumsi mahasiswi di Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Kota Malang, pengaruh strategi ini dapat dilihat dari adaptasi yang tinggi terhadap layanan digital dan kecenderungan untuk mencari kemudahan dan efisiensi dalam memesan makanan. Dengan memilih fast food melalui layanan GoFood, mahasiswi menunjukan terhadap pengalaman konsumsi yang seragam dan praktis, sesuai dengan konsep "Globalization of Nothing" yang diusulkan oleh Ritzer. Namun, penting untuk diingat bhawa perubahan budaya konsumsi tidak selalu bersifat homogen dan masih terdaoat variasi dalam preferensi dan perilaku konsumen. Meskipun demikian, pengaruh strategi GoFood danrestoran fast food terhadap budaya konsumsi mahasiswi menunjukan bagaimana globalisasi dan teknologi digital dapat membentuk pola konsumsi yang seragam dan terstandarisasi di seluruh dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI