Lihat ke Halaman Asli

Langit 9 Kejora

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13011376191851247405

“Coba dihitung, malam ini ada berapa bintang yang menemani kita menghafal al-Qur’an?”

Pagar musholah yang terbuat dari semen itu menjadi saksi. Tapak-tapak santri yang melangkah diatasnya. Padahal ustadzah sudah berkali-kali membuat peringatan.Sungguh tak pantas bagi para santriwati memanjat ke atas pagar itu. Namun ketika malam hari, tempat itu menjadi tempat sacral. Tentang harapan, cita-cita, cinta, dan persahabatan.

Sembilan santri tersebut selalu mencari posisi paling ‘enak’ untuk memanjat tembok pagar musholah. Berdiri diatasnya dan menengadah ke langit gelap. Berharap dapat menggapai bintang disana. Atau mengejarnya dengan kekuatan cahaya.Diatas pagar tembok itu pula kemudian mereka duduk khusyu,, melantunkan bait-bait ayat suci

Sembilan bintang dilangit itu menjadi saksi tentang bagaimana perjuangan Sembilan santri membangun istana di surge. Meskipun istana tersebut nyatanya tak sempurna, tapi Allah pasti membalas setiap liku yang dilalui. Kisah Sembilan santri tersebut terangkum indah dalam novel “Langit 9 Kejora”.

*bersambung =D




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline