Lihat ke Halaman Asli

Aztian

Patah Sayap, Bertongkat Paruh

Puisi: Relung Waktu Terbelenggu

Diperbarui: 14 Oktober 2020   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Waktu, itulah namamu.....
Tersusun detik demi detik cepat berlalu
Tanpa terasa abaiku terhadapmu
Telah meninabobokkanku hingga zero ilmu

Kau tiupkan ruh di setiap jejak langkahku
Namun kuacuhkan kehadiranmu
Seolah ketersedianmu tiada akhir membelenggu
Harusnya kutiti tiap saat tanpa belagu
Mestinya kucermat menapaki selasarmu

Apa daya kuterlena sarat kesibukan basi
Tak kunjung sadar saat kau berlalu tanpa permisi

Kuhamburkan maujudmu semauku
Tahu-tahu kuterjerembab di pusaran waktu
Sia-sia tanpa makna di zona abu-abu

Jangan kau tutup episodeku dengan kemungkaran
Jangan kau buat aku terguguk dalam tangisan

Ingat, ku masih berdaya kendalikan belenggumu
Kutakin mampu jalani sisa waktu
Kupercaya relung itu masih memberiku pangestu
Hingga kelak saat Tuhan memintaku
'Tuk kembali padaNYA tanpa bantahan berbiku-biku


Pendosa Hebat, 14 Oktober 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline