Lihat ke Halaman Asli

Mendung Membendung

Diperbarui: 18 Januari 2022   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akhir-akhir ini langit senang menampakkan wajahnya yang murung. Entah ia akan menumpahkan air mata yang menjelma sebagai gerimis, atau membendung nya terlebih dahulu agar bisa turun dengan deras nantinya. 

Langit...

Kurasa kita sama, hanya beban kita yang berbeda. Tak ada yang tahu jika langit secerah dirimu ternyata bisa menangis. Tak ada yang mengerti betapa kau dekat dengan matahari dan bumi namun terkadang diabaikan. Pun tak ada yang mampu benar-benar menerima kesedihanmu. 

Banyak dari mereka malah menghindar, bahkan mengumpat kala kau menunjukkan emosimu. Padahal aku tahu kau sudah menahannya sejak lama, hingga sampai pada titik dimana kau tak sanggup dan dengan sendirinya tangismu pecah. 

Seperti saat ini dan sampai kapanpun, aku akan selalu menemani kesedihanmu, mengorbankan diriku yang akan basah terguyur derasnya rasamu. Merasakan hawa dingin yang yang menusuk dan memberikan percikan disetiap terpaan nya pada kulitku. Lalu dengan lantang berkata "Tuntaskan tangismu sekarang juga! Bersamaku! Namun besok, berjanjilah untuk kembali bersinar menemani sang mentari!" 

--- Sahara




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline