Konstelasi politik nasional penuh dinamika dan sangat kompleks. Hal tersebut, juga terlihat dengan beredarnya rumor bahwa Partai Demokrat dinilai setengah hati berjuang di internal koalisi Prabowo-Sandi.
Kendati hal tersebut belum diklarifikasi langsung oleh pimpinan Partai Demokrat. Namun, hal tersebut fenomenanya tampak jelas dengan banyaknya anasir-anasir liar yang tengah berkembang hingga bertamunya Ketua Kogasma Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono di Istana Negara.
Diketahui, AHY bertamu ke Istana Merdeka menemui Presiden RI yang juga berstatus sebagai calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi), Jakarta, Kamis (2/5/2019) pekan lalu.
Langkah AHY memutuskan menemui capres Jokowi ditengah polemik pembahasan kecurangan pemilu memang terasa aneh. Mengingat, beberapa waktu sebelumnya kubu Prabowo diketahui dari sejumlah informasi yang berkembang menolak utusan capres Jokowi untuk bertemu Prabowo Subianto. Karena pihaknya masih sementara fokus terhadap proses tahapan penyelenggara Pemilu yang masih berjalan.
AHY Blunder Temui Jokowi
Kita semua tentu sudah paham bahwa posisi AHY diinternal Partai Demokrat tengah diberi panggung sebagai bentuk investasi politik dalam konstelasi politik nasional jangka panjang. Secara sederhana, hal tersebut bisa dilihat dari berbagai momentum partai yang banyak diambil alih oleh kader muda yang menjawat sebagai Ketua Kogasma Demokrat tersebut.
Sebagai tokoh muda yang tengah diorbit, AHY lupa atau mungkin tidak paham bahwa dalam berpolitik dan berdemokrasi, setiap orang diyakini harus selalu berpegang teguh pada patokan nilai moral dan etika. Artinya ambisi politik tentu wajar saja, selama pandai menginsyafi batasan etika.
Seorang tokoh bisa dilihat karakternya dari sikap konsistennya dalam memperjuangkan komitmen yang dibuatnya. Dalam hal ini, jika Partai Demokrat sedari awal sudah memutuskan berjuang di Koalisi Adil Makmur maka sejak saat itu Demokrat melalui AHY sudah menyatakan komitmen berjuang.-- Tidak ada lagi kata setengah hati bergerak atau sikap mencle-mencle.
Apapun itu, semuanya sudah terjadi dan publik masing-masing sudah punya jalan pikirannya sendiri. Termasuk berpikir bahwa seorang AHY yang tengah diorbit partai sekelas demokrat sekalipun belum paham tata krama dalam membangun komitmen.
Salam Politik Santun!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H