Keluarga merupakan fondasi pertama bagi seorang anak mendapatkan pendidikan, serta membentuk karakter mereka dengan baik. Kedua orang tua menjadi kunci dalam keberhasilan mengajarkan anak, pendidikan pertama mereka, juga membentuk seorang anak akan menjadi pribadi yang seperti apa nantinya.
Seorang ayah yang biasa kita tahu memiliki kewajiban dalam memberikan istri dan anaknya nafkah, ternyata memiliki peran besar yang lebih dari itu. Terutama dalam penyempurna tumbuh kembang anak.
Namun mirisnya, semakin hari semakin sering kita menjumpai anak-anak tumbuh pada keluarga yang kehilangan peran 'ayah' disisi mereka.
Maraknya kasus-kasus yang terjadi saat ini seperti; seorang ayah yang tega memperkosa anak kandungnya, seorang ayah yang tega membunuh anaknya yang masih balita hanya karena anaknya menangis saat sang ayah sedang bermain game online, atau bahkan sampai pada titik seorang anak yang tidak sengaja membunuh sang ayah hanya karena tidak ingin melihat ibunya mengalami KDRT terus menerus.
Kasus-kasus tersebut merupakan sebagian kecil yang semakin kuat mendukung bahwa Indonesia sedang dalam keadaan krisis peran ayah dalam keluarga.
Fenomena tersebut dalam skala Internasional dikenal dengan sebutan 'Fatherless.'
Fatherless merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah kondisi peran figur ayah yang minim dalam keluarga. Kondisi ini terjadi ketika seorang ayah meninggalkan tanggung jawab dan peran mereka sebagai seorang ayah selama proses pembentukan karakter dan tumbuh kembang anak.
Tanggung jawab serta peran seorang ayah tidak cukup sampai memberikan nafkah berupa materi saja. Tetapi juga secara fisik, dan psikologis anak dalam menjadi pelindung, pemberi petunjuk, serta pengasuhan dan penyemangat bagi anak.
Kedekatan anatara ayah dan anaknya mampu menciptakan berbagai eksplorasi yang membimbing seorang anak mampu untuk menjadi kuat secara fisik dan psikologisnya, serta menjadi berani dalam memilih keputusannya sendiri dengan baik.
Ketika seorang ayah hadir dan mendampingi proses tumbuh kembang anak, akan menciptakan karakter seorang anak yang aktif, tanggap, serta berani dalam mencoba hal-hal baru.
Namun hal sebaliknya akan terjadi pada anak, ketika seorang ayah tidak hadir disisi mereka. Kehilangan peran seorang ayah akan sangat mempengaruhi kondisi mental dan emosional anak.