Lihat ke Halaman Asli

AZNIL TAN

Koordinator Nasional Poros Benhil

Si Brani, Aktivis 98 yang Berani dan Rendah Hati

Diperbarui: 4 Mei 2020   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto koleksi pribadiBenny Rhamdani alias Brani adalah Aktivis 98 sebagai Kepala BP2MI--beritamanado.com

Generasi Aktivis 98 bukan generasi kaleng-kaleng. Ketika diberi kepercayaan memegang kekuasaan tetap konsisten pada cita-cita reformasi yang diperjuangkannya 22 tahun yang lalu (1998).

Benny Rhamdani yang sering dipanggil Brani adalah salah satu dedengkot Aktivis 98 yang mendapat kesempatan pada pemerintahan Jokowi Jilid 2 sebagai Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) yang dulu bernama BNP2TKI.

Belum sampai 3 minggu dilantik Presiden Jokowi pada tanggal 15 April 2020 kemarin, ada indikator sebagai langkah awal perbaikan nasib Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Usai dilantik Presiden RI Joko Widodo, Kepala BP2MI Benny Rhamdani menyatakan sikap perang terhadap sindikasi pengiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI) non prosedural. Dia menegaskan bahwa kunci untuk mengikis PMI non prosedural adalah dengan memperbaiki tata kelola penempatan PMI.

"Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin men-declare, menyatakan perang terhadap sindikasi pengiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI) non prosedural. Mereka adalah musuh negara dan kita wajib melindungi hak dan martabat PMI, karena sejatinya kita adalah pelayan mereka," tegas Benny.

Si-Brani lalu melakukan konsolidasi lingkungan kerja BP2MI. Mengajak pasukannya tancap gas bekerja tanpa berlama-lama dan tidak mengenal fase jeda.

"Mari lari bersama dalam bekerja, karena jika memilih jalan kaki dalam bekerja pasti akan tertinggal kereta," komandonya.

Di tengah pandemi Covid-19, Brani mengajak BP2MI harus membuktikan dirinya berada di garda terdepan, mengantisipasi kepulangan PMI, maupun yang masih bertahan di negara-negara tujuan penempatan.

Ada ribuan PMI yang undocumented dan bekerja harian, dan tidak tertangani, bahkan kelaparan butuh bantuan segera. Dia menekankan bahwa protokol penanganan kepulangan PMI mesti dilakukan secara komprehensif, multisektor dan sinergi lintas Kementerian/Lembaga.

Saya adalah saksi bahwa pernyataannya tersebut bukan retorika. Tanpa mengenal waktu dan tanggal merah, Brani langsung ngebut dan bergerak tanpa jeda sampai jam 11 malam mengerakan pasukannya. Dengan sentuhan batin dan rasa tanggungjawab yang tinggi serta pentingnya tim work yang solid, pasukannya pun dengan sepenuh hati ikut  bergerak kaki jadi kepala, kepala jadi kaki.

Kerendahan Hati Brani kepada PMI

1 Mei 2020 di hari peringatan Hari Buruh sedunia, Brani mengunjungi Selter (Tempat penampungan PMI) yang tertahan dan belum bisa melanjutkan perjalanan ke daerah asalnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline