Lihat ke Halaman Asli

AZNIL TAN

Koordinator Nasional Poros Benhil

Ahok adalah Teman Golkar

Diperbarui: 24 Juli 2016   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Aksi Mahasiswa 98 Tuntut Bubarkan Golkar"][/caption]Dulu tahun 1998 paska lengser Soeharto, saya mengerakan teman mahasiswa untuk berjuang lebih besar lagi. Tugas mahasiswa selanjutnya adalah melawan 2 kekuatan raksasa yaitu :
1. Membubarkan GOLKAR
2. Melepaskan Indonesia dari cengkeraman Amerika

Bahwa 2 sumber inilah membuat Indonesia terpuruk dan ekonominya terjajah.  
Bahwa Golkar adalah partai diciptakan Amerika untuk menetapkan sistem kapitalis di Indonesia agar sumber daya alamnya mudah dikuasai dan pasar perdagangan ekonominya pun dapat jadi makanan empuk.

Untuk mengerakan mahasiswa melawan 2 kekuatan raksasa ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Begitu complicated-nya permasalahan Indonesia dan banyaknya muncul siluman-siluman pro demokrasi dan demo bayaran sehingga rakyat kehilangan arah tujuannya.

Namun hal itu tidak membuat saya menyerah.
Meski cuma 9 orang; pada tahun 1999 kami menerobos istana melakukan aksi bubarkan Golkar dan tolak Amerika dimana saat itu Istana Negara sebagai area haram melakukan aksi demo. Namun kami berhasil menerobosnya lalu membakar bendera Golkar dan Amerika di depan Istana.

Aksi kami ini tak telak dihajar pasukan PHH yang sudah siap siaga dari awal karena aksi ini sudah bocor duluan. Saya bersama 2 teman saya ditahan di Polda Metro Jaya.

Namun, ibarat bola salju, semakin lama menggelinding semakin membesar akhirnya agenda bubarkan Golkar ini ditangkap oleh teman-teman mahasiswa lain.  Gelombang  aksi demo bubarkan Golkar semakin kencang meski agenda tolak Amerika menghilang.
Puncaknya, Presiden Gusdur mengeluarkan Dekrit Presiden membekukan Golkar yang akhirnya dibayar mahal oleh Presiden Gusdur dengan lengsernya beliau dari tampuk kekuasaannya.
Saya pun terpaku diam.  

Memang tidak mudah melawan kekuatan Golkar. Selain 32 tahun berkuasa juga menguasai pundi-pundi uang di Indonesia. Kami pun menelan pil pahit untuk kesekian kalinya, pada Pemilu 2004, Golkar menjadi partai pemenang Pemilu.

Dari 2004 sampai 2014, Golkar terus menunjukan ketangguhannya sebagai partai yang tak mudah digoyahkan. Meski presiden SBY bukan berasal dari partai Golkar tapi arah dan kebijakan pemerintah SBY selama 2 periode (10 tahun) sangat kuat ditentukan oleh partai Golkar.SBY sebagai warisan Orde Baru memiliki misi yang sama membawa kepentingan neo liberal dan neo kapitalis ke Indonesia. Maka tak aneh, 10 tahun berkuasa semakin membanjirnya kekuatan asing masuk ke Indonesia, sehingga pertahanan ekonomi Indonesia makin keropos.
Kasus-kasus lama maupun kasus baru ditubuh Golkar tak tersentuh. Mengakarnya kekuatan Golkar di segala lini bak buah simalakama bagi yang mencoba mengusiknya.Baru-baru ini dan masih ingat jelas di benak kita, kasus "Papa Minta Saham" yang melibatkan ketua DPR Setya Novanto dari Partai Golkar menjadi topik paling panas sepanjang tahun 2015. Selama sebulan lebih tak henti-hentinya masyarakat luas mengecam perilaku amoral dilakukan oleh politisi Golkar yang peminta jatah saham ke Freeport dengan mencatut nama Presiden Jokowi. Kasus Setnov ini menjadi bukti bahwa sejak jaman Orde Baru betapa busuknya moral para pejabat elit di negara ini berkongkalikong dengan pengusaha-pengusaha asing menjarah kekayaan alam Indonesia dan tega mengkhianati bangsanya sendiri.

Akhirnya perlawanan rakyat pada kasus itu, Setya Novanto mundur dari Ketua DPR RI. Di internal Golkar sendiri, Setnov tetap kader terbaik dan kemudian terpilih jadi Ketua Umum Golkar pada Munaslub tahun 2016.

Namun ironisnya, sejarah panjang perlawanan terhadap Golkar dengan sekejap Golkar kembali bersih setelah memberi dukungan ke Ahok. Dulu para pendukung Ahok ikut kencang mengecam Setnov (Golkar) tetapi dengan bergabung ke Ahok seakan-akan dosanya kembali fitri (bersih).

Hal ini sebenarnya tidak aneh juga karena Ahok pada tahun 2007 adalah kader partai Golkar. Ahok mengatakan senang bisa kembali berada di tengah-tengah Partai Golkar. Sebab, dia pernah menjadi kader partai dan suasana ini membuatnya seperti kembali ke rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline