Bak bola salju yang mengelinding, berawal dari bongkahan kecil semakin lama semakin membesar yang kemudian menjadi bola besar menghantam kebusukan kumpulan manusia penyamun yang selama ini tak pernah tersentuh mengkhianati rakyat Indonesia.
Rasa syukur rakyat pun terucap dimana-mana atas terpilih nya Jokowi sebagai presiden RI dengan terungkapnya pemburu rente pada kasus ini. Entah bagaimana jadinya negara ini jika Prabowo menang pada Pilpres 2014 kemarin yang didukung oleh orang-orang bermasalah dan sangat kental berwatak lama (status quo).
Atas kejujuran dan kekuatan iman Sudirman Said sebagai Menteri ESDM yang tidak tergoda oleh kilauan emas didepan mata yang dapat memperkaya dirinya telah membuka mata masyarakat atas permainan elit-elit busuk selama ini bersekongkol menjarah kekayaan negeri ini dan tega mengkhianati rakyatnya. Dengan barang bukti hasil rekaman pembicaraan antara Ketua DPR RI Setya Novanto dan Muhammad Riza Chalid dengan Presdir Freeport Maroef Sjamsuddin membongkar permainan busuk para elit negeri ini.
Tidak cujup sampai disitu, ledakan bola salju pun semakin menimbulkan efek lebih luas. Dengan dilimpahkan kasus Setya Novanto Cs meminta saham ke Majelis Kehormatan Dewan (MKD) semakin membuka mata rakyat betapa bobrok dan busuknya politisi dimiliki negeri ini.
Rakyat mencatat ketika elit-elit politik dari KMP dengan membabi buta membela Setya Novanto Cs. Bagaimana garangnya para pembela SN dengan pernyataan - pernyataannya yang tidak logis dan irasional. Apalagi dengan munculnya pernyataan Prabowo sebagai tokoh utama di KMP mengatakan bahwa "kawan harus dibela".
Ketika bagaimana Sudirman Said diperlakukan seperti pesakitan pada Sidang Pertama MKD pada tanggal 2 Desember 2015. Ketika bagaimana pada sidang kedua MKD, Ma’roef Sjamsuddin sebagai saksi utama diperlakukam seperti tersangka. Ketika bagaimana pada Sidang Ketiga MKD pada jadwal pemeriksaan terhadap Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto berlangsung tertutup pada tanggal 7 Desember 2015.
Tontonan demi tontonan dipertunjukkan oleh MKD semakin menyakinkan rakyat betapa bobrok dan busuknya perilaku elit politik Indonesia. Bahwa negeri Indonesia selama ini seperti dipimpin oleh Kumpulan Manusia Penyamun bukanlah isapan jempol belaka.
Kehadiran Jokowi sebagai presiden RI adalah petaka besar bagi kelangsungan kelompok manusia penyamun yang selama ini bersingasana di negeri ini. Jokowi adalah penghalang besar menghambat rencana-rencana penguasaan ladang-ladang uang yang selama ini mereka kuasai. Mereka akan kesulitan berkonspirasi dengan asing mengeksploitasi hasil kekayaan alam Indonesia. Tidak bebas lagi bekerjasama dengan investor penguasaan tanah untuk perkebunan. Sangat sulit melakukan mark up anggaran dan memanipulasi proyek raksasa infrastruktur negara dan jasa. Tidak bebas lagi berkongkalikong dengan pejabat pajak mengelapkan pajak. Tidak bebas lagi mengatur kartel perdagangan. Tidak bisa lagi dapat uang transfer dari pengusaha perikanan yang masuk ke Indonesia melakukan penangkapan ikan secara ilegal fishing. Matinya setoran uang keamanan perdagangan narkoba. Terhentinya berbagai uang masuk haram lainya yang selama ini membuat mereka bergelimangan harta.
Hal inilah menyatukan kekuatan penyamun tersebut bersatu menjatuhkan Jokowi secepat-cepatnya dari tampuk presiden. Hanya dalam hitungan hari Jokowi dilantik sebagai Presiden RI, teriakan turunkan Jokowi terus berkumandang seperti meneriakkan barang obrolan oleh pedagang kaki lima di emperan pertokoan. Berbagai fitnah dan penghinaan pun terus dibangun untuk menjatuhkan kredibilitas Jokowi di tengah masyarakat bahwa Jokowi tidak pantas menjadi presiden RI dan rakyat mesti menurunkannya.
Namun, rakyat tidaklah sebodoh seperti dianggap oleh para penyamun tersebut. Rakyat tahu mana yang benar mana yang salah. Mana bajingan dan mana yang mengabdi ke negara dan rakyatnya. Panah-panah fitnah yang diarahkan ke Jokowi, satu per satu malah berbalik menghujam diri sendiri para kumpulan manusia penyamun tersebut.
Salah satu dari gerombolan kumpulan manusia penyamun yang ikut terbongkar dalam kasus pemburu jatah saham ke Freeport ini adalah Muhammad Riza Chalid. Dalam rekaman minta jatah saham yang diputar di MKD, Muhammad Riza Chalid mengatakan bahwa dia bisa mengatur perpanjangan kontrak Freeport dengan mulus.