Lihat ke Halaman Asli

Proses Pendewasaan

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup memang tidak semudah yang kita harapkan dan pikirkan kadang semua hal yang kita rencanakan jauh-jauh hari, kenyataannya tidak seperti apa yang kita inginkan malahan kita seolah terjebak di antara berbagai permasalahan yang menyeruak menjadi sebuah dilema yang berakibat pada kondisi batin kita.

Semua ini memang tuntutan dari orang yang seharusnya memberi kemudahan dalam menjalani dan memaknai apa arti kehidupan. Apakah dia tidak sadar akan apa yang di alami oleh seorang manusia yang lagi menapak kaki menuju sebuah kesuksesan yang tidak ada batasan nya. itu sangat tidak mungkin dan tidak beralasan dengan apa yang telah dia alami dalam kehidupannya, bagaimanapun seharusnya dalam kehidupannya bisa diambil sebuah pembelajaran yang harus bisa di tanamkan kepada manusia itu untuk dia tidak tersesat ke dalam lembah kenistaan.

Selalu saja menyalahkan orang lain merupakan hal yang sangat bodoh dalam proses memaknai hidup. Proses pendewasaan yang telah di ajarkan kepada manusia itu berprinsip bahwa semakin manusia itu , bertumbuh dewasa dia harus bisa menyadari apa arti dari hidupnya, karena seberapa besar pengaruh orang lain yang di tanamkan kepada kita, tidak sanggup melebihi pengaruh pola pikir diri kita terhadap perilaku yang membawa perubahan.

Sebuah paradoks besar jika kita harus memikirkan hal ini. Dan di titik ini proses penyadaran yang ada malahan membuat manusia itu sendiri semakin menjadi orang yang paling tidak berguna,orang yang hanya selalu berbuat salah, arang yang tidak bisa mengatur apa yang seharusnya dia atur, malahan dia tidak bisa menyadari uap arti kehidupan sebenarnya.

Lari dari semua permasalahan dan tanggung jawab bukanlah orang yang memiliki jiwa besar. Tapi mengapa dorongan yang sangat kuat ini sudah menyerubuk dari dalam diri manusia itu, apakah ini merupakan sembuh proses alami dari dalam jiwa manusia atau malah sebagai ajang tiru-tiru dari orang lain. Dan menjalani semua proses ini malahan akan semakin membawa manusia itu kepada bentuk penyerahan terhadap pengekangan yang tidak terkendali dari luar, padahal salah satu prinsip dalam hidupnya adalah menghancurkan segala bentuk pengekangan.

Dan pada akhirnya manusia itu haruslah menyadari konsekuensi apapun yang telah dia terima dari segala perbuatan yang telah dilakukan di masa lalu, apalah artinya penyesalan itu pun juga akan menambah beban bagi kehidupannya. yang bisa dia lakukan hanyalah mencoba lagi dan lagi dan memulai ulang fa yang bisa dia ulang semoga tuhan selalu bersama manusia itu agar apa yang telah dia perbuat bisa bermakna dan berhasil tentunya.

Sangat tidak sabar manusia itu bisa untuk memperjuangkan mimpinya, mimpi yang menjadi benalu dalam segi kehidupan, mimpi yang dijadikan pengekangan dari proses sosiologis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline