Lihat ke Halaman Asli

Masihkah Ada Harapan terhadap Partai Islam?

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu 2014 akan segera datang, Persiapan partai politik dari sekarang adalah hal yang sangat penting, dan sebutan tahun 2013 sebagai tahun politik sangat sesuai dengan perkembangan yang terjadi, banyak partai politik berlomba-lomba menggalang dukungan rakyat lewat berbagai upaya pencitraan baik dengan menggunakan cara-cara yang licik atau lewat jalur yang sangat tercela.

Partai islam yang di anggap sebagai cermin rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama islam, di anggap tidak sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat islam, para petinggi partai yang seharusnya mempunyai akhlak yang baik malahan terseret korupsi,ini sangat berakibat pada kepercayaan publik terhadap partai yang berasaskan islam. Masyarakat yang dahulunya percaya akan partai islam sekarang mereka seakan tertipu oleh kelakuan para elite partai. Banyak lembaga survei merilis tentang elektabilitas partai dan beberapa lembaga survei menilai bahwa elektabilitas partai islam merosot jauh. Sebelumnya Lingkaran Survei Indonesia menyebut tidak ada partai politik islam yang pendapat suara lebih dari lima persen.

Figur dalam partai juga sangat menentukan banyaknya suara yang di dapatkan oleh partai politik, jika dilihat sekarang partai politik islam tidak banyak memiliki figur yang memiliki kemampuan untuk menggalang suara, jika dibandingkan dengan parpol nasional banyak tokoh-tokoh elite partai yang dikenal oleh publik sehingga suara yang didapat oleh parpol nasional, ini merupakan suatu kegagalan dalam berpolitik yang sangat berakibat merosotnya jumlah suara yang di dapatkan parpol islam, dan jika masalah ini tidak di tanggapi dengan sangat baik oleh para elite parpol islam maka akan berakibat pada parpol pada pemilu-pemilu selanjutnya.

Dalam menyikapi hal ini seharusnya ada semacam musyawarah bersama agar bisa dilakukan dialog-dialog untuk seterusnya tidak terjadi hal semacam ini. Masalah internal partai juga penting tetapi lebih penting partai islam bisa melakukan kaderisasi dalam tubuh partai agar muncul kader-kader baru yang bisa mendongkrak suara partai. Fenomena sekarang ini malahan tidak mencerminkan apa itu yang disebut politik cerdas. Malahan sikap yang diambil partai islam dalam persiapan pemilu 2014 seakan terdesak, di saat partai nasional berpikir tentang sistem Pengkaderan di lain pihak banyak partai islam beramai-ramai merekrut artis-artis yang masuk untuk menjadi calon legislatif. Padahal belum tentu artis tersebut memiliki kualitas untuk dapat mewakili aspirasi masyarakat.

Sangat berisiko apabila partai hanya mengandalkan artis-artis untuk mendulang suara, seharusnya partai politik memiliki sebuah sistem kaderisasi dalam arti agar bisa menciptakan calon-calon yang bukan hanya berkualitas tetapi juga bisa mengemban amanah masyarakat yang telah di titipkan kepadanya. Masyarakat harusnya bisa memiliki pengetahuan politik yang cerdas supaya mereka tidak tertipu oleh oknum-oknum wakil rakyat yang menggunakan kepentingannya untuk memperkaya dirinya dan kelompoknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline