Lihat ke Halaman Asli

Azmoro 231

Warga sipil biasa

Perlukah Kita Menjadi Kaya untuk Bahagia?

Diperbarui: 5 September 2023   00:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jika engkau terlahir miskin, itu bukan keslahanmu. Tetapi jika engkau mati dalam keadaan miskin, itu kesalahanmu.

-Bill Gates


Jumlah harta, banyak atau sedikit, menentukan apakah kita hidup sederhana atau melimpah. Namun sikap yang benar atas harta, terlepas jumlahnya, itu yang akan menentukan apakah harta akan membahagiakan kita atau sebaliknya. Bisakah kita menjadi Andrew Carnegie yang mencari kekayaan sebesar-besarnya untuk membantu orang lain sebanyak-banyaknya ? Andrew Carnegie adalah salah satu orang terkaya didunia  pada zamannya ( 1835-1919 ). Kekayaannya seperti Bill Gates atau Warren Buffet masa kini. Namun, pandangan radikalnya soal kekayaanlah yang membuat namanya harum. 

Juni 1889, artikelnya dimuat di North American Review berjudul the Gospel of Wealth, kitab suci kekayaan. Ia meletakan perspektif baru soal derma sosial, filantropi yang kini semakn dimatangkan oleh generasi Bill Gates. Dua isu yang membuatnya berbeda. Pertama, Kekayaan yang diperoleh oleh siapapun harus  digunakan sebanyak-banyak nya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Adalah kesalahan besar jika kekayaan itu diwariskan kepada anak cucunya sendiri. Menjadi kaya adalah hak semua orang, dan bukan hal buruk. Namun, tiada terpuji jika saya meninggal sebagai orang kaya. akan jauh lebih baik apabila saya meninggal dengan harta yang sudah disalurkan untuk membantu orang banyak. 

Carnegie sendiri dalam hidupnya menyerahkan 90 persen kekayaan untuk sosial. Kelurga yang ditinggalkan tak boleh mendapat lebih dari 10 persen. Ujarnya, "Sebuah keburukan bagi anak-anak dan masyarakat, jika kita melimpahi anak-anak begitu banyak kekayaan yang bukan hasil keringatnya sendiri." Kedua, derma sosial harus diberikan dengan cara baru agar mereka yang dibantu menolong dirinya sendiri. Jangan memberikan derma yang membuat mereka selalu bergantung seumur hidup.

Kepada yang lapar, jangan berikan hanya ikan, tetapi berikan juga pancingnya. Bantu mereka agar mampu menggunakan pancing untuk mencari ikan sendiri pada waktunya. Saat itu, Carnegie berpandangan derma  yang paling membantu pertumbahan komunitas adalah pendidikan dan pengetahuan. Ia banyak membuat perpustakaan komunitas  dan universitas. di perpustakaannya masyarakat dapat mencerdaskan dirinya dengan membaca secara gratis.

Begitu baru dan segar pandangan Carnegie soal kekayaan. Perspektif ini menjungkir balikan persepsi kekayaan yang dominan kala itu. Tidaklah heran jika Andrew Carnegie dianggap sebagai bapak charity modern, seorang yang filantropis dan penderma sosial  yang radikal.

Bill Gates membaca Carnegie. Ia mengambil spiritnya dan mengembangkan nya secara canggih. Bersama Warren buffet, ia mendirikan the Giving pledge pada tahun 2010. Organisasi ini membujuk seluruh orang kaya di seluruh dunia untuk mengumumkan kepada publik komitmen mendermakan minimal 50 persen dari kekayaan. Bill Gates dan Warren Buffet keliling dunia. Mereka ke India, China, Tiongkok, dan negara lain bertemu kaum super kaya. Gates dan Buffet mengajak mereka bergabung membentuk satu kekuatan baru untuk membantu mereka yang terpinggirkan.

Pada tahun 2012, sudah 139 orang superkaya bergabung. Total aset mereka yang bergabung sebesar USD339 Miliar atau 40.000 triliun rupiah. inih kumpulan orang kaya dengan komitmen derma sosial terbesar sepanjang sejarah. Yang bergabung dalam Giving pledge antara lain, Mark Zuckerberg, pendiri facebook, juga terdapat nama Bloomberg. Elon Musk, David Rockefeller, Ted Turner, dari Asia ada Dato Sri Tahir. Bill Gates sendiri mengikuti Andrew Carnegie hanya menyisahkan warisan kepada ketiga anaknya masing-masing USD10 juta saja. Sebanyak 99,7 persen kekayaannya ia niatkan untuk amal. Warisan untuk ketiga anaknya, hanya kurang dari 0,5 persen dari total kekayaannya.

Menurut Gates, ia menjadi kaya juga merangkak dari bawah bukan warisan orang tua. ituh tak bagus untuk anak-anak jika berlimpah warisan yang bukan karena kerja kerasnya sendiri. Seperti Andrew Carnegie,  Bill gates juga mendermakan kekayaannya dengan cara baru dan terukur, ia pilah penggunaannya untuk membantu kesehatan, pertumbuhan masyarakat, dan untuk mempengaruhi kebijakan publik. 

Yayasan Charity yang didirikan Bill Gates dan istri ( Bill and Melinda Gates Fondation ) pada tahun 2016 mempekerjakan 1.367 orang. Yayasan ini sudah menyumbangkan dana sebanyak USD36,7 Milyar atau sekitar 400 trilyiun rupiah. Setiap tahun lebih dari 500 ribu orang di Afrika meninggal karena malaria.  Yayasan Bill and Melinda Gates mengorganisasi terapi ilmiah yang dapat mengurangi kematian secara signifikan. 

Banyak riset dilakukan untuk meneliti kegiatan amal dan level of happines bagi sang pemberi. Salah satunya dipublikasi oleh Live Science, Key to Happiness; Give Away Money. Riset berulang-ulang dilakukan dua kelompok Mahasiswa yang diminta berbelanja. Masing-masing mereka diberikan pecahan uang : USD5-20. Satu kelompok diminta membelanjakan uang untuk kebutuhannya sendiri. Responden bebas membeli apapun selama itu memang untuk kebutuhannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline