Lihat ke Halaman Asli

Azmi Kurnia

mahasiswa

Makan Kenduren Mempererat Silaturrahmi dalam Penyambutan Ramadhan dalam Tradisi Megengan Masyarakat Des. Karnggan, Kec. Sukorejo di Mushola Al- Hasan

Diperbarui: 12 Maret 2024   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kegiatan kenduren  di mushola al-hasan (sumber gambar: dokumen pribadi KKNT, Kel.6)

KKN Tematik 35 UNIDA Gontor Kel.6 : Bangsa Indonesia merupkan negara yang kaya akan sebuah Kebudayaan, seperti dalam penyambutan bulan suci ramdhan saja maka akan kita dapati berbagai tradisi penyambutan yang tidak akan sama disetiap daerah-daerah yang ada di negara ini. 

Megengan contohnya merupakan sebuah tradisi penyambutan bulan suci ramadhan yang biasa dilakukan oleh masyrakat muslim di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Megengan sendiri sudah dikenal sejak masa wali songo. Ritual ini sudah menjadi warisan budaya yang sudah turun temurun dilakukan masyarakat jawa terkhusus di jatim dan jateng. 

Adapun keidentikan dari makanan yang dibawa saat megengan ialah Kue Apem, makanan (jajanan ) ini sudah menjadi makanan identik dalam tradisi megengan tersebut. Alasan kenapa kue Apem dapat menjadi makanan yang identik akan megengan ialah, Apem sendiri berasal dari kata ngafwan atau ngafwun yang bermakna " permohonan maaf ". Kegiatan tersebut biasanya dilakukan masyarakat jawa pada minggu terakhir di bulan Sya'ban atau diantara dua bulan mulia yaitu Rajab dan Ramdhan, dan biasanya masyarakat memulai dengan kegiatan " Nyekar Makam " di hari-hari sebelumnya. Tradisi Megengan ditandai dengan adanya Kenduren atau Slametan yang dilakukan di masjid, mushola, serta langgar.

kegiatan kenduren  di mushola al-hasan (sumber gambar: dokumen pribadi KKNT,Kel.6)

Ahad malam, 10 Maret 2024 menjadi hari pelaksanaan kegiatan megengan yang dilakukan oleh masyarakat desa Kranggan terkhusus yang tinggal disekitaran mushola al-hasan. Masyarakat sangat antusias dalam memasuki bulan suci ramadhan 1445 H, hal tersebut dapat terlihat dari antusias masyarakat yang berbondong-bondong mengikuti malam kenduren yang menandai pelaksanaan tradisi megengan tersebut dan tidak diwaktu itu saja, saat dimana pelaksanaan nyekar makam di hari sebelumnnya masyarakat juga sangat antusias ikut dalam kegiatan nyekar makam tersebut. Selain dari masyarakat para peserta KKN Tematik Unida Gontor yang berpasan pada kelompok 6 yang mana mereka diamanati untuk melakukan pengabdian mereka di desa Kranggan juga ikut serta dalam rentetan tradisi megengan tersebut. Peserta dari KKN Tematik kelompok 6 dalam bimbingan Al-Ustadz Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Ed., M.Phil dan Al- Ustadz Novan fatchu Alafianta,S.H,. M.H. 

Pelaksanaan malam kenduren dimulai selepas sholat isya berjamaah, diawali dengan sambutan ketua ta'mir dari mushola al-hasan dan dilanjuti dengan pembacaan Do'a bersama yang kemudian disambung dengan membaca niat puasa ramadhan secara bersama-sama. Sesi makan kenduren berlangsung khidmat yang berjalan selama 1 jam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline