Ketersediaan lapangan kerja yang belum berimbang dengan angka pencari kerja baik yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi maupun yang dikeluarkan oleh sekolah umum maupun kejuruan menjadi salah satu faktor penyebab masih tingginya minat orang kita untuk bekerja di luar negeri.
Diera 90 an akhir mungkin Malaysia yang menjadi primadona tujuan kerja namun setelah dibukanya kerja sama salah satu swasta Jepang dengan Kementerian Tenaga Kerja, Jepang menjadi primadona selanjutnya.
Hingga saat ini keprimadonaan itu semakin berlanjut. Indikatornya adalah banyak bertumbuhan agen agen penyalur tenaga kerja dalam bentuk lembaga pelatihan atau sekolah bahasa jepang yang menyalurkan pemuda pemudi indonesia ke negeri sakura tersebut. Dengan program pemagangan atau bekerja atau sekolah sambil bekerja ke Jepang pemuda Indonesia melalui rekrut yang cukup ketat dapat menimba pengalaman di Jepang yang terkenal dengan disiplinya itu.
Seperti baru baru ini disalah satu media sosial kabupaten Pesisir Selatan, pemerintah daerah melakulan kerjasama dengan salah satu pihak swasta untuk dapat menempatkan putra putri daerah bekerja di Jepang.
Bagi saya hal ini positif adanya meski hal ini tidak mudah. Kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh generasi muda sebagai pilihan untuk langkah menyosong masa depan yang baik. Tentu pilihan langkah ini harus mantap sedari awal mengingat program kerja di Jepang tidaklah untuk selamanya. Ada masanya pekerja harus pulang ketanah air setelah habis kontrak atau masa visa berakhir, untuk memulai kegiatan baru di kampung halaman. Pada saat setelah pulang ke tanah air ini lah hal yang harus dipikirkan sedari awal.
Mari belajar dari orang orang yang sudah menyelesaikan programnya selama beberapa tahun dan pulang ke kampung halaman. Banyak yang berhasil dan juga tidak sedikit yang gagal. Mereka yang berhasil adalah mereka yang bisa memanfaatkan pengalaman, keterampilan, networking selama di Jepang dan dana yang didapat selama di Jepang yang dikombinasikan menjadi suatu kunci untuk masuk dunia usaha dan dunia kerja ketika sudah kembali ke tanah air.
Pengalaman, pengalaman selama di Jepang jika di cermati dengan baik dan digali dan jika ceritakan melalui tulisan ini tentu tidak cukup tinta meskipun tintanya sebanyak lautan di Pesisir Selatan kampung halaman saya ini(hehehe sorry agak lebay).
Keterampilan, keterampilan berkomunikasi dengan bahasa jepang baik tulisan maupun verbal ditambah keterampilan di dunia kerja adalah sudah barang pasti yang di dapatkan. Untuk itu pelajarilah bahasa jepang dengan baik. Di Jepang banyak lembaga atau komunitas komunitas yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemahiran berbahasa jepang. Tentu keterampilan di dunia kerja akan dapat ditingkatkan dengan melakukan pekerjaan dengan baik.
Networking, bisa dibangungun setelah kita mendapatkan dua modal diatas, pengalaman dan keterampilan bahasa. Orang jepang sangat menghargai pengalaman yang kita miliki. Dan ini akan terlihat sempurna jika dilengkapi dengan tutur bahasa yang sopan dan baik. Jika kedua faktor ini sudah ada maka networking akan terbangun dengan sendirinya.
Dana, ini sudah kaji menurun saja. Yang penting tidak tergoda dengan kegiatan kegiatan yang konsumtif. Salah satu keuangan pekerja berantakan adalah karena kaget dengan memegang uang banyak, sehingga semua serasa gampang dibeli dan jatuh kepada kebiasaan yang konsumtif. Kalau mau mengirim uang ke kampung halaman jika tidak mendesak dan tidak prioritas, kirim saja secukupnya.
Semua pasti berharap dapat pulang dengan selamat dan bahagia ke kampung halaman dan dapat mewujudkan suatu yang sudah dicita citakan. Aamiin