Rancangan Penerapan TPaCK pada Materi Statistika Di SMK dengan Model Project Based Learning (PjBL)
Oleh : Azmi Dewi Nurlaeli (SMK Negeri 1 Cilengkrang)
Berawal dari peranan penting statistika yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari edukasi, kesehatan, populasi, dan lain sebagainya. Sehingga pengambilan keputusan berdasarkan data menjadi salah satu pertimbangan.pengambilan keputusan. Misalkan dalam pengelolaan data hasil survei; dalam hal ini dicontohkan dalam survei dari kepuasan peserta didik terhadap kinerja guru dalam menyampaikan materi. Apakah peserta didik puas dengan kinerja guru, metode yang dipakai, media yang digunakan dll. Sehingga guru tersebut mendapatkan informasi apakah model pembelajaran tersebut dapat efektif digunakan atau tidak, apakah peserta didk nyaman atau tidak, dll. Contoh lainnya adalah ketika pemeritah ingin tahu bagaimana dampak pemberian salah satu merek vaksin terhadap kelajuan persebaran virus Covid-19, apakah dapat dilanjutkan pemberianya atau dihentikan. Dan masih banyak lagi contoh laiinya yang bisa kita lihat sehari-hari baikdalam bentuk narasi maupun dalam bentuk diagram.
Hanya yang menjadi masalah adalah masih banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang paling sulit, karena terdiri dari berbagai macam angka pola dan rangkaian rumus yang terkesan rumit untuk mereka pelajari. Hal ini dibuktikan dari fakta sehari-hari yang kita alami, banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Selain itu proses pembelajaran matematika dikelas yang masih didominasi oleh teacher Center, menjadi permasalahan lainnya, sehingga ketertarikan kepada mata pelajaran matematika sangat kurang. Jadi bagaimana agar guru matematika dapat membuat kelas yang menarik?
Penulis dalam hal ini menyikapinya dengan melihat keadaan siswa sekarang yang tidak bisa jauh dari gadget, maka kita harus memanfaatkan ketertarikan siswa terhadap gadget yang menjadi media pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran di kelas. Dan pada kesempatan saat ini, penulis akan mencoba merancang pembelajaran yang menerapkan teknologi berbasis aplikasi yang biasa mereka pakai dalam kesehariannya. Yaitu, Whatsapp, Ms. Excel, Ms. Word, Youtube, Ms PowerPoint, dan beberapa aplikasi baru lainnya yang dapat membantu dalam proses pembelajaran ini.
Untuk memudahkan penerapannya, penulis mencoba mencari materi yang cocok untuk ini, yaitu materi statistika. Kenapa? Karena dalam pembelajaran statistika adalah pembelajaran yang dapat digunakan dan diimplementasikan dalam kehidupan nyata dengan menggunakan "Helicopter view" (istilah yang merepresentasikan tentang cara melihat seluruh sistem dari berbagai aspek , tidak terpaku dalam 1 aspek). Karena Statistika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan cara pengumpulan data, pengolahan, atau analisisnya dan penarikan kesimpulan berdasarkan pengumpulan data dan analisis pengumpulan data yang dilakukan. Statistik berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, statistik berperan dalam menjelaskan hubungan antar variabel, membuat rencana atau prakiraan, mengatasi perubahan, dan mengambil keputusan seperti yang sudah dijelaskan diawal.
Di SMK, kompetensi dasar statistika adalah siswa dapat mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data, menganalisis data dan mengevaluasi data menjadi informasi yang berharga dalam berbagai media berdasarkan data. Ini bukan tugas yang sederhana, tetapi merupakan konsep dasar untuk memecahkan masalah statistik di masa depan, terlepas dari keputusan siswa untuk melanjutkan studi di universitas atau mencari pekerjaan.
Secara praktis, pembelajaran statistika tidak hanya konteks konseptual yang hanya berfokus pada kelas, tetapi juga memahami manfaat dan nilai dalam pembelajaran statistika. Berdasarkan semangat tersebut, penulis mencoba menggabungkan Project Based Learning (PjBL) dan TPaCK (Technological Pedagogical Content Knowledge) untuk diimplementasikan pada mata pelajaran statistika.
Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) berfokus pada pemecahan masalah dengan mengimplementasikan proyek siswa. Ini berpusat pada pelajar dan memberi pelajar kesempatan untuk penyelidikan mendalam tentang topik yang layak. Siswa harus menemukan makna pribadi dari apa yang mereka pelajari. Grant (2002) mendefinisikan PjBL sebagai model pembelajaran yang menitikberatkan pada siswa untuk menyelidiki topik penelitian yang nyata dan relevan. Goodman & Stivers (2010) mendefinisikan PjBL sebagai pendekatan pembelajaran yang berfokus pada masalah nyata yang dapat dipecahkan. Pembelajaran berbasis proyek memiliki tujuan utama memberikan pelatihan kepada siswa agar lebih mampu berkolaborasi, bekerja sama, dan berempati dengan orang lain. Metode ini sangat efektif diterapkan pada siswa dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan proyek, eksperimen, dan inovasi.
Langkah-langkah pembelajaran PjBL adalah sebagai berikut: Penentuan pertanyaan dasar (dimulai dengan pertanyaan esensial); Mengembangkan perencanaan proyek (project design); Mengembangkan jadwal (create a schedule); Memantau siswa dan kemajuan proyek (memantau siswa dan kemajuan proyek); Penilaian hasil (assess the outcome); Evaluasi (Evaluation the Experience)
Gambar 1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
TPaCK (Technological Pedagogical Content Knowledge) adalah model pembelajaran yang menggunakan teknologi sebagai basis metode dan dapat diimplementasikan di kelas. Ketika internet menjadi populer, dan jumlah kepemilikan gadget meningkat, penerapan TPaCK menjadi hal yang biasa terjadi. Evolusi ini berjalan lebih cepat ketika Covid-19 terjadi dan sekolah berhenti beroperasi. Guru dan siswa dipaksa untuk online dan menggunakan media digital untuk melakukan proses pembelajaran.
Pembelajaran model TPaCK dapat diadopsi oleh guru untuk mendorong kemampuan pemahaman siswa dengan memanfaatkan teknologi seperti internet. Secara praktis model pembelajaran ini dapat dilaksanakan sebelum kegiatan belajar mengajar, dimana guru dapat mengoordinasikan semua informasi mata pelajaran kepada siswa dengan menggunakan media online seperti Whatsapp, Google Classroom, dll. Dengan melakukan langkah ini siswa dapat mengakses materi pelajaran, latihan, dan formulir evaluasi di mana saja dan kapan saja dengan menggunakan gadget mereka.