Lihat ke Halaman Asli

Azmi Nawwar

Mahasiswa

Film "Benyamin Biang Kerok" dan Realitas Perfilman di Indonesia

Diperbarui: 19 Maret 2018   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Tribunnews.com

Minggu pagi ini adalah minggu liburan sekolah ketika kelas XII sebentar lagi akan mengadakan ujian UASBN. Untuk memanfaatkan momen itu, kami sekeluarga ingin memanfaatkan waktu liburan untuk menonton film yang menjadi perbincangan hangat akhir akhir ini. yaitu film seri bersekuel "Benyamin biang kerok" karya Falcon Pictures

Sebetulnya pada awal kali menjajaki kaki di sebuah mall dibilangan Depok, kami tidak bermaksud untuk menonton film. Tetapi karena didasari atas rasa penasaran akan film ini maka kami pun mencoba menontonnya.

Setelah Falcon pictures sukses mengadaptasi film warkop DKI dalam versi remake nya. Kini mereka mencoba untuk mengambil langkah yang sama yaitu dengan mengadaptasi film Benyamin Sueb, seorang tokoh sekaligus pelawak khas kebanggan warga Betawi.

Film remake yang dibintangi oleh Reza Rahardian dan Meriam Bellina tersebut sebetulnya mendapat banyak antusiasme di masyarakat setelah kemunculan trailer-nya baik di TV maupun Internet. Tetapi setelah kemunculannya justru film ini mendapat banyak komentar baik positif maupun negatif didalamnya.

Film ini menceritakan bagaimana seorang tokoh Benyamin S. atau disebut sebagai Pengki merupakan seorang anak dari keluarga Betawi yang sangat bertolak belakang. Ibunya merupakan seorang Direktur dari sebuah perusahaan IT ternama di Jakarta sementara ayahnya merupakan seseorang yang bekerja sebagai supir bemo.

Hubungan keluarga pengki tidak berjalan harmonis lantaran ayah atau akrab disapa "babeh" tidak mengindahkan modernitas dari kultur budaya Betawi, lebih-lebih ditambah dengan ibu nya yang suka menggunakan jasa guru spiritual yang menurut ayahnya sesat. Hal itu membuat keluarga ini tidak berjalan harmonis dan ayah serta ibunya memutuskan untuk berpisah rumah.

Pada awal film diceritakan bagaimana Pengki selain sebagai anak gedongan, ia juga berprofesi sebagai mata-mata bersama teman-temannya yang tinggal di rusun. Ia berusaha mencuri uang dari sebuah kasino milik konglomerasi besar di Indonesia yaitu Sa'it tonirojim. Orang yang sama yang telah memeras warga rusun untuk menggusur rumahnya.

Setelah berhasil merampas uang kasino dan menebus rusunnya, permasalahan bertambah kompleks dengan kemunculan sosok Aida yaitu seorang artis yang dicintai oleh Pengki. 

Hal itu menjadi rumit lantaran Aida juga ternyata telah menandatangani kontrak dengan bos Sa'it dan mereka berencana untuk menikah, walaupun Aida menolaknya tetapi ia tidak bisa berbuat banyak. Hal tersebut mendorong Benyamin untuk menyelamatkan Aida dari Bos Sa'it

Film yang kental akan nuansa teknologi ini terkesan begitu absurb dan tidak realistis. Memang bukan film komedi namanya jika tidak absurb, tetapi faktanya absurb dan realis juga terdapat batasan-batasannya tersendiri. 

Seperti bagaimana seorang tokoh Benyamin S. yang digambarkan sebagai mata-mata ataupun anak dari keluarga kaya. Sangat bertolak belakang dari versi film Benyamin asli pendahulunya, Mungkin hal itu dimaksudkan sebagai upaya pembaruan dari jalan cerita yang dibuat sendiri oleh pihak Falcon Pictures.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline