Lihat ke Halaman Asli

Demi Ganti yang Lebih Baik

Diperbarui: 19 Februari 2023   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini sangat cerah seorang pria sebut saja namanya Ahmad. Ahmad tengah mempersiapkan diri untuk berangkat ke bandara karena harus menghadiri rapat di luar kota tentu saja rapat ini sangat penting, tiket sudah dipesan jauh-jauh jari sebelum acara rapat berlangsung tentu saja agar di bisa datang ke rapat tepat waktu, semua sudah selesai schedule juga sudah disusun sedemikian rupa berharap semua sesuai rencana. 

Roda mobil perlahan berjalan meninggalkan komplek perumahan Ahmad tak lupa ia membaca doa keluar rumah serta berserah kepada Tuhan yang Maha Mengetahui semua hal yang  akan terjadi. Mobil memasuki pintu tol setelah berjalan kurang lebih 1 km terjadi kemacetan, suatu hal yang jarang terjadi yaitu kemacetan dijalan tol tapi hari itu Qodarullah macet itu terjadi macet itu pun memakan waktu hampir satu jam. Setelah berhasil keluar dari kemacetan mobil melaju dan berpindah ke tol lain yang Qodarullah juga disana dia terkena macet mungkin difikiran kita macet dijalan tol adalah konyol tapi inilah yang terjadi saat ini. Keterlambatan tak dapat dihindari macet itu membuat semua berantakan dia. Ahmad mulai lemas karna tentu saja ini mempengaruhi kinerjanya selama ini karna ini termasuk rapat penting  hingga akhirnya mereka selamat dari macet roda mobil berhenti berputar tepat di depan bandara. Dengan terburu-buru ia berjalan melewati pemeriksaan dan hasilnya nihil pesawat yang akan ia tumpangi sudah berangkat sekitar setengah jam lalu. Ahmad terduduk memijit  keningnya memutar pikiran dan mulai berputus asa. Ia mulai membatin mana pertolongan Alloh, mana rahmat dan pertolongan mu ya Alloh kenapa semua menjadi seperti ini schedule yang sedemikian rupa menjadi berantakan tka lama kemudian diberitahukan oleh pihak bandara bahwa pesawat yang baru lepas landas dan seharusnya di tumpangi Ahmad mengalami  kecelakaan. Seketika kecewa itu menjadi syukur  perasaan berkecamuk dialami Ahmad. Tak terasa air matanya menetes sembari terduduk dan mengucap " Maha bijaksana nya engkau ya Alloh kenapa aku baru menyadari bahwa semua yang ku alami tadi kehendak dari mu betapa kakau sangat mencintaiku kalau bukan karna rahmatMu mungkin aku tak akan selamat hari ini ". Dari sini kita belajar banyak hal yang tidak kita sukai tapi kita alami bahkan kadang sampai menghambat beberapa kegiatan kita tapi percayalah Alloh sebaik-baiknya penjaga jika kita tidak bisa melakukan hal yang seharusnya kita lakukan  kita tak perlu bersedih cukup anggap itu baik karena memang baik " Alkhoirotu fii makhtarohullah" jangan  pernah lupakan ini disebutkan  pula di dalam surat Al-baqoroh ayat 116 bisa jadi apa yang kamu sukai belum tentu baik untuk mu sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Demi ganti yang lebih baik Alloh selamatkan ia dari kecelakaan itu adalah harga sebuah dunia yang sedang ia kejar itu jika akhirnya melalaikannya dari mengingat Tuhannya dari sini juga mungkin  Alloh masih menginginkan dia berbuat baik dan banyak hikmah lainnya semoga Alloh selalu merahmati dan memberikan kita hidayah semoga Alloh juga mengampuni semua dosa yang kita miliki serta dosa kita yang masih suka mendzolimi diri sendiri akhirul kalam Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline