Sebutlah ALLAH dengan ILAAH, ROBB dan ASMAUL HUSNA-Nya. Jangan menyebut Allah dengan panggilan "TUHAN". Kata "TUHAN" berasal dari bahasa Sanskerta, "TU" artinya kepala, "HAN" artinya dewa-dewa atau berhala-berhala atau makhluk ghaib bangsa lelembut, jadi "TUHAN" artinya kepala dewa-dewa atau kepala berhala-berhala atau kepala makhluk ghaib bangsa lelembut. Jika kita bertanya kepada umat Islam dan mukmin, apakah Allah itu kepala dewa-dewa atau kepala berhala-berhala? jawabannya adalah "TIDAK". SUBHANALLAAHI 'AMMA YUSYRIKUUN (Mahasuci ALLAH dari apa yang telah mereka persekutukan). Allah adalah Robbuna, pengatur alam semesta, Allahu Ilaahuna yang disembah....Jadi berhentilah menyebut Allah dengan sebutan "TUHAN", karena kata ini tidak layak untuk menyebut nama ALLAH. Maka jika kita menerjemahkan " LAA ILAAHA ILLALLAH" artinya "TIDAK ADA ILAAH KECUALI ALLAH", Jangan diterjemahkan "Tiada tuhan kecuali Allah". (Syekh As-Sayyid B.A. Al-Muhajir Ilalalah,1923-1926, Dalam Tafsir Syahadatain; H.O.S. Tjokroaminoto, Dalam Tafsir Makna Syahadatain, 1927; SM Kartosuwiryo Dalam Tarjamah dan Tafsir Kartosuwiryo, 1923-1929)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H