Pemerintah Indonesia mengumumkan secara resmi bahwa coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya yaitu coronavirus disease 2019 (Covid-19) masuk ke Indonesia. Sejak ditetapkannya Covid-19 ini menjadi pandemi global oleh WHO, pemerintah pusat dan daerah membentuk strategi yg bersifat persuasif, agar lebih mudah dalam meng-handle masyarakat. Seperti melakukan penyuluhan dan himbauan.
Tujuannya adalah agar supaya masyarakat memahami apa yang sebenarnya mereka alami, dengan begitu mereka akan memahami tugas yang harus mereka lakoni. Bekerjanya pemerintah tidak menjadi faktor mutlak dalam pencegahan Covid-19. Pemerintah hanya bertugas membuat regulasi dan berusaha meng-komunikasikannya dengan masyarakat.
Meski komunikasi untuk memberitahukan pemahaman yang benar tentang penyebaran Covid-19 ini masih dilakukan, tapi pemerintah tetap melakukan evaluasi berkala terhadap strategi komunikasi yang harus diambil pihak terkait dalam melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Hasil dari evaluasi tersebut dapat menjadi patokan untuk reformulasi kebijakan yang adaptif terhadap situasi pandemi.
Seperti komunikasi pada umumnya, pemerintah Indonesia dalam hal ini dilakukan oleh Kementrian Kesehatan. Tujuan besarnya adalah supaya masyarakat memahami apa, mengapa dan bagaimana sikap dan tindakan yang harus dilakukan agar tidak tertular namun juga tidak menularkannya kepada orang lain, serta memiliki kesadaran untuk mengajak orang lain dalam pencegahan penyebaran Covid-19 ini, sehingga tercapailah masyarakat sehat dan menyehatkan bagi lingkungannya.
Problematikanya adalah komunikasi persuasi ini harus selalu dievaluasi secara berkala, sehingga kita dapat mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan penyuluhan kita dan dimana saja kekurangan kita dalam penyuluhan tersebut. Regulasi yang diciptakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 ini dapat dikatakan berhasil apabila dapat menekan dan meminimalisir penyebarannya ditengah masyarakat. Tetapi realitanya adalah masyarakat justru mulai meninggalkan "kesepakatan dalam regulasi tersebut", seperti mengabaikan prokes, misalnya 3M dll.
Evaluasi harus selalu dilakukan guna meninjau kembali hal-hal yang kurang dan memperbaharuinya. Untuk itu Pemerintah harus lebih berusaha untuk memberikan informasi yang akurat, kredibel, dan tepat waktu, melalui pesan yang tepat, disampaikan pada waktu yang tepat oleh orang yang tepat, agar terciptanya masyarakat sehat yang memiliki kesadaran dalam menjalankan perannya dalam situasi pandemi ini.
Kadang kala masyarakat justru dilanda kebingungan, ketika dari satu sisi mereka dituntut untuk menjalankan regulasi, tetapi dari sisi lain yang melanggar regulasi tersebut adalah orang yang diberikan tugas untuk meng-komunikasikan regulasi tersebut kepada masyarakat, seperti pejabat daerah yang justru mengadakan atau menghadiri acara yang dapat memancing kerumunan serta melanggar regulasi yang ditentukannya.
Masyarakat perlu diberikan "Rasa". Rasa memiliki kewajiban dan tanggung jawab, rasa meiliki hak yang perlu dituntutnya, sehingga terjadi keseimbangan antara pemerintah yang berusaha mengimplementasikan regulasi yang ditentukannya serta masyarakat yang dapat secara sadar dan mandiri dan tanpa beban mengatur dirinya agar sesuai dengan regulasi tersebut. Sehingga kita dapat melawan pandemi ini dan dapat dengan segera mengkhirinya.
Sejarah membuktikan bahwa kita dahulunya pernah mengalami pandemi, dan kita umat manusia berhasil melaluinya.
Wabah Black Death yang melanda Asia Timur dan Eropa pada abad ke-14. Kebijakan terbaik yang dilakukan oleh pemangku otoritas pada saat itu adalah mengumpulkan orang-orang, melakukan doa di kuil-kuil, dengan pemahaman bahwa Tuhan akan menjawab panggilan mereka dan menyelesaikan urusan mereka, hasilnya? Nihil, justru kumpul-kumpul itulah yang mempercepat penularan virus tersebut. Imajinasi terliar mereka belum mampu menerka bahwa ternyata dalam setetes air liur terdapat jutaan makhluk mikroorganisme yang dapat mengancam nyawa mereka dan menyuburkan wabah.
Maret 1520, benua Amerika juga dihantam wabah cacar, tahun 1918 Dunia dilanda dengan wabah yang dikenal dengan Flu Spanyol, seabad setelahnya manusia kembali dilanda wabah SARS dan MERS. Hal yang menarik adalah manusia selalu berhasil bertahan dan dapat mengendalikan virus tersebut.