Lihat ke Halaman Asli

gurujiwa NUSANTARA

pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

Lombok Bukan Bali Kedua, Pulau Teramah Wisata Halal Dunia

Diperbarui: 19 Maret 2023   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menata destinasi wisata agar  halal dan ramah bagi keluarga muslim tidaklah mudah, karenanya Kemenparekraf amat berhati-hati ketika mulai membenahi  sebuah destinasi wisata biasa menjadi khusus destinasi halal, pendekatannya harus ekstra hati-hati, Jangan sampai  salah kaprah sehingga ditangkap sebagai upaya semacam misonaris men-syariah-kan destinasi. 

Sehingga dari awal harus disadari bahwa  niatan merangkul banyak pemangku hajat di suatu destinasi bukanlah pedekatan basa basi tapi murni dari hati. Agar simpati, perasaan terlibat dengan pentaan arewa wisata minat khusus ini tidak  menimbulkan antipasti yang dapat memacetkan program pengembangan destinasi tersebut. 

Padahal pasar wisatawan nusantara dan turis halal internasional amatlah potensial dan terbuka lebar dari seluruh penjuru dunia, keluarga penganut agama Islam ini siap berbondong-bondong datang menyerbu kawasan  destinasi halal yang khas, menarik dan ramah menerima tamu-tamu istimewa ini.

Banyak kendala mulai kesalahan paradigma, perbedaan persepsi, serta stereotip pelaksanaan kebijakan dimasa lalu yang terlalu dogmatis sesuai Juklak {Juklak Pelaksanaan}. Juknis (Petunjuk Tehnis} saja, mengabaikan fleksibilitasi, imajinasi, Improvisasi serta kedalaman pemahaman pelaksana kegiatan serta minimnya serta tidak tepatnya  sosialiasi program destinasi spesial yang bisa dipastikan akan meneguk banyak profit dari kantung wisatawan muslim seluruh dunia.. 

Menurut Mernaprekraf RI,  Sandiaga Uno, Kemenparekraf sedang mengembangkan konsep wisata halal dengan tiga layanan tambahan dasar. Pertama, need to have, ini merupakan suatu keharusan. "Yang dimaksud need to have artinya menyajikan aneka kuliner halal. 

Restoran mana saja yang menyediakan makanan halal. Sehingga wisatawan merasa aman mengonsumsi makanan halal," terangnya. Berikutnya, good to have, yakni misalnya akan lebih baik jika di tempat wisata dihadirkan toilet yang ramah bagi muslim dan muslimah. "Ketiga yaitu nice to have. Jadi, akan lebih baik jika ada fasilitas rekreasi yang ramah dengan keluarga muslim," paparnya. 

Dengan dikembangkannya konsep wisata halal, maka pemasukan untuk sektor ekonomi kreatif di Indonesia akan semakin besar karena didukung dengan semakin ramahnya layanan dan fasilitas yang berbasis halal.

Sepintas mudah saja, mengembangkan wisata khusus ramah tamu keluarga yang perlu layanan berbe4da. Misalnya, desain mal-mal yang ada di tanah air, hanya mengedepankan gerai-gerai jualan produ maupun kuliber saja, sementara areal mushola, atau tempat sembahyang, biasanya sulit dicari, bilapun ada di pohjok yag sulit dicari, cekat toilet yang bau, acap kali; keberadaannya berada di basement. 

Sungguh amat memprihatinkan. Lalu keberadaan toilet, tempat buang air kecil  laki-laki, seringkali ada kersalahan dalam pemilihan bentuk toilet yang ramah tamu muslim. Minimal harus ada pancuran kecil di tengah toilet yang bisa digunakan untuk membasuh alat kelamin agar bersih dari najis. 

Nah, kebanyakan toilet yang ada tampilannya amatlah mewah dari segi warna dan desain, sayangnya pancuran air untuk mengguyurnya banyak yang langsung jatuh ke dinding tempat air seni tumpah, sehingga menyulitkan keperluan membasuh tadi. 

Akibatnya pengunjung yang gagal cebok, bias anya kapok datang lagi ke tempat tersebut, sekalipun bagus, murah dan tertata kreatif gerai dan tempat makannya. Hanya karena tidak ada tempat buang air kecil yang ramah prsedur pipis yang khusus ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline