Kalau saja setetes makna puitis
Dari coretan amuk nir syukurku ini,
Bisa menjadi pengganti denyut aliran ASI
Tanpa henti ke mulut rapuh
Bayiku
Ibu.
Andai saja perasan makna
Dari jalinan bait rasa yang kurajut putus asa ini
Bisa sebagai penukar mata elang awasmu,
Ibu yang menjagaku,
Dari kerikil batu kecewa
Kerikil onak duri ribuan ambisi gila
Kerikil realita semu penghisap bahagia
Kerikil nurani biang luka
Penyayat jjiwa
Semoga remah kata berserpih
Yang kukumpul rangkai susah payah ini
Bisa melunasi budi baikmu
Mengharap anak terbaik
Merawat dari timangan syahdu
Rahim kesabaranmu,
Lalu membiarkan kami lepas berlari
Layaknya derai anak panah hujan ambisi
Menghujam jatuh dari ketinggian langit mimpi
Membentur bumi kasih sayang
Tanpa ampun
Tanpa jerih
Ibu, bila ada tempat lebih hangat
Bergizi lahir batin
Menenangkan bening
Melebihi kandungan mukjizat
Mutiara ketulusan pengurbanan sucimu,
Ijinkan aku persembahkan bilah
Bilah sajak berembun segar
Kelopak bunga intisari puisi sanubari
Setiap pagi
Setiapkali matahari terbit di kening kesadaran kami
Demi hidup berseri
Berlipat arti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H