Perhatikan baik-baik, setelah Jokowi habis jabatan periode kedua sebagai pemegang amanat rakyat, selaku Presiden Indonesia tahun 2024 nanti. Di Penghung tahun 2021 ini, nama-nama Menteri di kabinetnya seperti : Prabowo Subianto, Tri Rismaharini, Airlangga Hartarto, Luhut - Erick Tohir, Sampai Sandiaga Uno mulai di gadang-gadang muncul sebagai calon pengganti sebagai orang nomer satu di Republik. Ini.
"The Best Five" ini memiliki kesantunan, kepiawaian, dan, gaya khas, masing-masing, terlihat mereka memacu kinerja kementerian diatas rata-rata. Masing-masing terlihat mengkilap dengan standar output program sebesar mungkin manfaat bagi rakyat dengan input atau anggaran negara seefisien mungkin. Terlihat dalam situasi normal baru ini, para pembantu Presiden ini cukup mengkilap enerji kesunggugan bekerja sepenuh hati untuk negeri.
Bila bonusnya, nama mereka diingat dalam benak relung calon pemilih hari ini, diingat dengan baik karena kebaikan karakter, serta budi tulusnya membangun negeri pada sektor tanggung jawab yang diemban selama ini, lalu dibuktikan dengan memilih saat hari pencoblosan nanti lalu menjadi
pemegang mandat rakyat, selalu Presiden yang baru nanti
Proses suksesi dalam negeri penganut demokrasi seperti negeri yang kita cintai ini, sejatinya alamiah saja, bila ada perbedaan pilihan calon diantara orang dekat kita sebaiknya diterima dengan tangan terbuka. Tidak perlu gontok-gontokan, sampai negeri ini seolah belah jadi dua kubu yang sulit menyatu lagi karena beda pilihan capresnya dan dramatisasi kedua belah tim kampanye yang luar biasa.
Mulai hari ini, benak dan pikiran kita semua warga +62 harus terbuka sepenuhnya. Bahwa bisa saja Calon Presiden dan Wakil Presiden Indonesia sudah ada dan tersedia, sedang duduk manis di kabinet sekarang ini.
Belajar Dari SBY-JK saat jadi Menteri Andalan Megawati
Ingatkah Anda, ketika Megawati mengangkat SBY dan JK sebagai. Menteri andalan yang membantu kerja dii kabinetnya. Bisa dibilang, pembantu
Presiden pertama perempuan kita adalah "The Dream Team", sungguh orang-orang terbaik di kementerian masing-masing. Makanya prestasi kerja orang nomer satu ini bisa dibilang istimewa di masa itu.
Lepas dari drama politik yang terjadi, entah dengan skenario pengatur kampanye Presiden yang jitu, atau kejadian itu murni skema dari langit.
Karena kinerja SBY juga JK saat jadi Menteri mengkilap nyaris selalu. Muncul di survei polling tokoh nasional.
Kemudian bermunculan sekitar 24 "sekoci " Atau organisasi dalam bentuk relawan yang menjangkau segala segmentasi kelompok dan jelas rakyat. Intinya pendukung dari yang agamis, pecinta olahraga, patriotis sampai yang hura-hura sosialita diwadahi dengan baik.
Penulis juga kebetulan ikut terlibat aktif, membesarkan relawan Suara Bangsa, yang saat itu terus menerus mencetak piagam penghargaan, ucapan Terima kasih, bagi anggota baru yang baru masuk. Saking derasnya dukungan rakyat waktu itu, sampai enam printer jebol, karena terus mencetak ribuan kertas piagam siang malam tanpa putus melelahkan tapi membanggakan akhirnya, setimpal juga.
Bila pada waktu Pemilu akhirnya SBY dan JK menang mengesankan. Hal itu adalah buah dari presisi rencana , kesungguhan tim inti dan pendukung yang menyatu dengan relawan. Selain itu ada momentum "ilahi" yang pas. Konon sebagus-bagusnya rencana konsultan dan tim kampanye yang hebat dan jitu tanpa restu langit hal baik itu tidak akan terjadi.