76 tahun merdeka
Tapi hotel dikunci
Resto kursi kursinya telungkup
Tidak dine in
Hanya take away
Kafe kafe dingin
Kehilangan kehangatan cangkir kopi
Cokelat
Dan teh pilihannya
Dingin sedingin dinginnya
Bali menggigil
Toba kedinginan
Komodo komodo pun tidur pulas
Kehilangan pengunjung manca
Semua patuh karantina
Blokade lokal juga global
Ini normal baru yang beda
Dimana kemerdekaan lahir batin yang direbut dengan perjuangan darah dan air mata seperti percuma
sia sia
76 tahun merdeka
semua harus optimis
kreatif dan punya trisula juang
tak ada UMKM boleh kalah
distro
galeri,
pusat oleh oleh
harus inovatif memaksimalkan pasar daring
anak anak pelaku UMKM
kami subsidi
pelaku pelaku Usaha kreatif
kami hibah-i materi
Dan semangat
pelaku bisnis hotel dan resto
kami beri vaksin
dan perilaku baru
tanggap normal baru
pekik Sandi heroik
menparekraf menyemangati seluruh elemen strategis pelaku bisnis kreatif negeri besar ini
mari kita cintai musik tradisi
kolaborasi kan dengan musik terkini
agar tak jadi sekedar musik ngak ngik ngok, tapi jadi musik penebar semangat menenangkan pertempuran abadi melawan mental terjajah layaknya sabda Bung Karno
inilah waktunya seluruh elemen kreatif tua muda
milenial
angkat gitar
Angkat saron
gong
kempul
seruling
keyboard
dan sejuta perkusi musik adat
Dan terkini
kita tabuh
tiup
petik
pukul sekeras kerasnya
gegap gempita
gelorakan
semangat negeri kreatif
lewat musik
tarian
teater
film
dan wayang
dan seluruh elemen seni pertunjukan
kita live
kita pentas panggung hibrida
pentas daring
dan pentas di panggung sebenarnya
kita semarakkan Indonesia
agar seni kreatif
modern
dan tradisi
jadi lokomotif Kebangkitan
di dunia normal baru
76 tahun merdeka
inilah waktunya bangkit
dengan cerdas dan semarak
bahanakan keelokan Indonesia
di dada kita
di dada pemilik sah negeri mutu manikam
Jamrud katulistiwa
mahkota wisata tropis dunia !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H