Lihat ke Halaman Asli

gurujiwa NUSANTARA

pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

Tan Hana Srengenge Kembar, Epilog Drama Purna -Mayor " Versus" Jendral- Demokrat

Diperbarui: 3 April 2021   04:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(instagram/bybernardus)

Drama Demokrat Endingnya tak seperti harapan publik yang berharap klimaksnya lebih tajam. Lebih seru mengharu biru. Untung saja Menhukam,  Yasona menolak memberikan Surat Keputusan kepada pengurus Demokrat baru versi Kongres Luar Biasa (KLB)  Deli Serdang,  dengan demikian Demokrat dengan Ketua Umum AHY sah dan resmi sebagai Demokrat  satu satunya.  Tan Hana Srengenge kembar.  Tidak akan terjadi Matahari kembar,  atau dualisme kepemimpinan.

Mestikah kita bertepuk tangan gegap gempita,  memberi salut pada kubu AHY.  Lalu memberi sapu tangan putih dan tisu sebanyak banyaknya bagi kubu Moeldoko,  biar puas menangis, menyesali langkah insubordinasi atau mbalelo-nya. Benarkah para pemberontak kalah setelak telaknya,  sementara pemegang mandat anggota Demokrat menang telak?

Jangan lugu memandang persoalan Demokrar secara hitam putih. Ada sisi abu abu,  ruang remang remang,  lobi lobi setengah kamar yang tak terlihat publik atau tercium lensa dan mikropon wartawan terhandal,  mengendus berita terbaik. Pertemuan gelap oleh orang orang khusus, dari kedua kubu,  sejatinya berlangsung seru dan simultan tanpa tercium pihak manapun. Merekalah para erenjer,  komposer drama pertunjukan yang hebat ini.

Ingat PKB (Parrai Kedaulatan Bangsa)  yang bisa menjadi beaar karena jasa Gus Dur yang saat memimpin partai muslim itu amat pintar bermain isu dan memenejerial isu isu di dalam tubuh partainya,  menjadi kapital modal yang membesarkan PKB dan ketua unumnya,  Cak Imin dalam hal ini dibesarkan oleh pamannya Gus Dur. sepertinya mereka berseteru keras,  bisa jadi keduanya sering ngopi bersama tanpa publik tahu. Hasilnya terlihat sekarang PKB termasuk partai papan atas.

Nah,  seperti awal kemunculannya yang begitu elok dan penuh drama menampilkan sosok SBY yang piawai mengelola citranya sehingga bersama 24 sekoci atau organisasi sayap yang diam diam. berjaringan saling menguatkan sehingga pada akhirnya memunculkan Demokrat sebagai partai terkuat.

Ada kerinduan pada sosok pintar yang diam diam ada dalam pikiran bawah sadar penduduk Indonesia yang berhasil dikapitalisasi baik baik oleh Denokrat sehingga mampu memunculkan SBY sebagai Preaiden dua periode.

Nah,  kisah jaya inilah yang nampaknya menjadi alas piring dan latar dari panggung drama Denokrat yang nampaknya berlangsung antiklimak. Petahana menang mutlak,  dan penyelenggara KLB kalah total. Dengan tidak keluarnya SK menkunham. Skak mat !

Masih ada upaya hukum  saling gugat di PTUN,  saling lapor di Bareskrim. Tapi sejatinya,  nilai ketegangan drama sudah jauh menurun. Dan akan terdengar tipis tipis saja ke deoan. Karena seperti dibahas diatas. Konflik ini bukanlah perbedaan tajam yang amat serius. Mereka semua tunduk pada satu atau dua dalang   opera sabun politik yang bertujuan mendingkrak elektabilitas Demokrat dan AHY juga.

Mungkin ada upacara minum kopi antara beberapa orang dekat yang jauh jauh hari sudah mempersiapkan semua letupan terukur ini. Sepertinya ada badai yang memporakporandakan tatanan dinasti di partai berlambang mercy ini,  pada tujuannya malah sebaliknya justru meng-karbit,  memompa Demokrat makin besar sebagai tujuan akhirnya.

Patut diduga juga,  Demokrat ke depan akan jadi anak super manis bagi petahana lantaran dikembalikan marwahnya,  tapi patut diduga dikembalikan dengan harga termahal,  yang tak bisa kita duga sekarang nilai hatganya. Namun bisa kita ikuti dengan cermat ke depannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline