Lihat ke Halaman Asli

gurujiwa NUSANTARA

pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

Bila Puisi adalah Teh Kopi Teman Hangat Sepi

Diperbarui: 5 Desember 2020   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Bila puisi

Adalah kopi

Ia bukanlah kopi tubruk
Robusta Jolong
Kental
Pahit
Mendalam
Dari pegunungan Pati saja

Puisi
Bisa jadi kopi arabica gayo
Dari dataran tinggi takengon
Aceh yang penuh cerita mistis
Perjuangan anak negeri
Membela kata hati

Bila  puisi
Adalah tiga pucuk teh wangi
Yang baru dipetik gadis
Dusun Suka tani puncak
Aromanya amat menggoda
Hidung kota
Yang rindu kemurnian rasa
Teh spesial

Puisi
Adalah pucuk. Ke 4-5-6
Dan lembar muda
Belum pengalaman
Yang aroma dan rasanya
Kalah kelas
Tapi tetap menyengat jiwa

Bila puisi
Adalah keringat petani teh
Inlander pribuni
Yang tiga pucuk lembar
Daunnya di kirim VOC
Ke negeri kincir angin sana

Puisi
Menjajah kita
dengan romansa penghangat
Wangi yang dirindui gadis eropa

Saat musim dingin memeluk 

Menggigilkan tubuh,
Dari rasa jaman penjajahan
Sampai jaman gombalisasi global


Semua ngeteh
Ngopi
Di kafe
Kafe modern
Mencari mata cinta
Sambil kongkow
Anjangsan
Saat senja
Sepulang kerja
Sepulang menuntut ilmu
Sampai larut
Selarut
Larutnya
Dalam kenikmatan cangkir
Rempah
Yang dulu
Membuat kita dijajah pikiran
Tiga setengah abad lalu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline