Lihat ke Halaman Asli

gurujiwa NUSANTARA

pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

Hobi Baca Puisi Bisa Jadi Staf Khusus Menteri

Diperbarui: 8 November 2020   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pixabay 20

Apa yang kamu bayangkan, bila kamu dapat hadiah dari lomba, buat kamu yang hobi lomba apapun. Bisa beberapa  rupiah sampai jutaan rupiah, bisa sepeda. Bisa juga kesempatan ikut bekerja dalam sebuah produksi skala nasional. Bisa juga menjadi staf khusus Menteri.

Tidak percaya ?

Penulis akan ceritakan rahasianya. Sabar pelan pelan, intinya pemuda pemudi Indonesia, pada dasarnya biaa menggapai mimpi setinggi apapun. Apabila tekun menekuni hobi, sesepele apapun. Asal serius dan sabar dengan prosesnya. Pintu pintu peluang akan terbuka pada waktunya.

Hobi ikut lomba, mengajarkan jiwamu jadi kompetitif, selalu mempersiapkan diri lebih baik dan berhitung cermat dengan kemampuan lawan dan sistem nilai juri. Apapun jenis lombanya, baik di bidang seni atau olah raga.

 Penulis memiliki rekam jejak panjang, mengikuti lomba menulis, membaca puisi. 

Diawali dari hal membanggakan dan memalukan, almarhum Ayah Penulis sejak kelas dua SD, mendorong penulis untuk menjadi jago deklamasi, yaitu menghafal puisi lalu menampilkannya secara dramatik tanpa teks. 

Pada level itu, penulis cukup dikenal sebagai deklamator yang berani, lugas dan menarik, masih kanak kanak. Semasa SD, Penulis kenyang turun naik panggung. Sampailah pada sebuah peristiwa memalukan saat ada panggung seni budaya, ketika kelas satu SMP dulu.

Waktu itu guru teater penulis, menyerahkan selembar teks puisi dan mikrofon di kedua belah tangan ini. Posisi pembaca puisi memegang kertas dan mikrofon standar saja. Tetapi pengalaman sebagai deklamator yang selalu lepas tangan dan bebas berekspresi membuat penulis mati kutu. Karena kesal penulis membaca sekenanya saja. Dan meledaklah tawa sekitar 500 penonton di lapangan itu.

Tapi tahukah kamu. Disitulah terjadi momen penting, saat berbalik turun panggung, usai diguyur tawa memalukan. Saat itulah, penulis  bertekad dan mengumandangkan sumpah sendiri. "Lihat saja, kalian boleh menertawakan saya saat ini, tapi lihat nanti, kalian akan tahu siapa saya!",kira kira begitu suara Batin penulis.

Sejak itulah, setiap ada momen lomba baca puisi, menulis puisi, dramatisasi puisi, puisi mbeling. Puisi humor dan variasi diantaranya penulis ikuti dengan gagah berani. Banyak menangnya lebih banyak lagi kalahnya. Lomba tingkat sekolah, kampus , kota provinsi, bahkan kejuaraan nasional, penulis.ikuti dengan ajeg.

Banyak metode latihan baca dan ekspresi yang penulis jalani, sampai yang paling konyol berlatih dengan sebatang bambu utuh sebagai alat bantu latihan kelenturan tubuh. Juga melatih keras lembut suara dengan metode air dan teriak teriak di kuburan. Wah !

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline