Lihat ke Halaman Asli

gurujiwa NUSANTARA

pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

Ampun Pakde

Diperbarui: 27 Oktober 2020   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Ila wanti wanti kepada  dua sahabatnya euis dan Wati agar menjaga suaminya. Mengalihkan bila perlu, saat ia terjaga dari bius operasi usus buntunya nanti.

"Jagain aku ya, Mas Doni nggak boleh denger aku ngigau nama siapa saat bangun setengah sadar, Aku kuatir mengigau nama Juan",bisik Ila aambil terkikik takut, merapatkan telunjuk lentiknya ke bibirnya yang merah menor.

Dua sahabatnya paham, Juna, TTM, Temen Tapi Mesra Ila, tapi dasar suaminya cemburuan.Ila amat  kawatir. 

Akhirnya Euis dan Wati mengatur siasat agar Ila aman. Saatnya operasi selesai, tiga jam menjelang sadar. Wati mengajak Doni rehat di kafe kopi Kenangan depan RS. Wati berjaga.

"Pakde Patmo, Pakdeee, takut Pakde Patmo.. ampun..!",igau Ila keras sekali,  saat pengaruh obat biusnya berangsur hilang. 

Euis terbeliak matanya, istigfar, sampai tangannya menutup mulutnya yang sontak teriak.

"Astaga Ila, Astaga, Pakde Patmo yang duda 60 tahun kau sikat juga ?! Hardik Euis mendelik. Menghardik sahabatnya. Euis senyum senyum. Malu hati.

"Jadi bukan Juan yang kusebut?",tanya Ila sambil mengerjap-ngerjapkan mata menemukan kesadarannya kembali.

"Kirain suka brondong,nggak tahunya suka barang antik. Huuh",seloroh Euis lagi.

Untung Doni, suaminya tak mendengat, kali ini Ila selamat. Cepar sembuh ya !.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline