Manoppo hobi sekali dengan motor gede, sekelas harley davidson. Cuma hobi itu mahal dan merepotkan.
Mumpung proyek inftastruktur sedang lancar. Fee-nya lumayan,karena pejabat berwenang yang biasanya minta gratifikasi di depan, sekarang menolak mentah mentah setoran, kado ucapan terima kasih, takut kena OTT KPK kata mereka.
Tibalah waktunya termin terakhir pembayaran dan pemeliharaan. Hitung - hitung sisa biaya proyek lumayan gede kali ini. Bisalah pengusaha lurus hati ini, membeli Motor.gede impiannya.
Setelah pesan sana sini, unit motor gede impiannya sudah dikirim darI negeri paman sam,melalui kapal. Disinilah bagian.beratnya, Manoppo harus minta ijin Duilah,majikan ,ratu segala isi hatinya. Baru mau buka mulut, Duilah sudah nyerocos duluan.
"Papa Mano tahu nggak, Pak Ismail, pengusaha batubara, tetangga kita, baru saja anval kena serangan jantung, gegara touring sama Moge ke Bali. tua tua nggak tahu diri",Duilah merepet, seperti tembakan senapan mesin AK 47.
Manoppo mengerti keresaham istrinya yang memikirkan kesehatan dan keselamatan jiwanya.
"Duilah sayang. Jadi Papa nggak boleh ya beli moge ?",tanya Manoppo menegaskan lagi.
"Papa Mano, boleh beli apa aja, kecuali itu, serem ah, mahal, terus aku kan males nemenin touring. Nanti papa boncengin yang lain", tegas Istri demplon, berwajah hoki bak rembulan bulat,bening , ayu.
"Misalnya Papa ada rejeki, Papa bisa beli moge. boleh Nggak Ma?",rajuk pria kurus bermuka tirus, sambil mengelur rambut bob istrinya.
"Kalau Papa Mano nekat, kita cerai aja deh !", tegas Duillah bukan.main. kalo ini ibu ayu itu tidak main main, tegas sikapnya.
Waduh !