Lihat ke Halaman Asli

gurujiwa NUSANTARA

pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

Terperangkap di Kota Rahasia Tidur

Diperbarui: 2 Oktober 2020   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah lelah naik kereta 36 jam trans benua, aku amat penasaran dengan stasiun kecil bergaya gothic. 

Di pemberhentian lain, kereta super panjang ini hanya berhenti 15 menit, hanya untuk turun naik penumpang saja, lain  tidak. Tetapi di stasiun kecil ini, kereta trans Siberia berwarna kelabu ini berhenti cukup lama, lewat satu jam tetapi tidak ada satu pun penumpang yang turun naik. Aneh ?!.

Terbetik rasa penasaran. Tidak puas  mengintip dari jendela, aku memutuskan berdiri dan mencoba keluar dari gerbong 13 ini. Toh, kalau kereta mau jalan. Pasti ada peringatan.

Kota ini super dingin. Mungkin suhunya minus 15 derajat. Kabut pun turun, menyempurnakan suasana mistis kota ini. Plang papan nama kota di stasiun ini sudah terkoyak dimakan rayap hanya terbaca .......Zleeper City. Aku mencoba mengingat dalam peta pikiranku, kota sepi ini, tak ada dalam peta.

Ornamen bangunan tua bergaya abad pertengahan di bangunan sekitar stasiun, membuatku terpana dan terkagum. Kusempatkan selfie memakai HP untuk mendokumentasikan kenangan jalan - jalan di negeri seberang.

Semua detail bangunan membuatku ternganga dan kagum. Beruntung aku sebagai penikmat bangunan klasik, akhirnya menemukan surga dunianya.

Hanya satu yang aneh, dari tadi aku menyusuri lorong peron tidak ada manusia barang satupun yang terlihat lalu lalang. Semua seperti tidur pulas. Termasuk petugas yang biasa menyambut kereta dengan lampu gasnya.

Bahkan kucing, anjing tidur pulas, bermalas-malasan. Burung walet pulas di sarangnya di pojok - pojok atap baja tua. Kelelawar pun pulas menggantung. Sepi sempurna padahal kulirik jam antikku baru menunjukkan pukul 10 lewat 10 malam. Gerangan apa yang membuat seluruh isi kota tertidur.

Saat aku sedang memcermati keelokan sepi pesona kota ini, aku sampai tidak.menyadari, kereta 20 gerbongku berjalan dalam bisu.

Aku terkepung oleh sensasi sepi sempurna. Aku sempat kaget karena ditinggalkan oleh kereta tumpangan, tapi aku harus bagaimana lagi. Kereta sudah lewat, terlanjur berangkat menyeberangi ujung benua. Masgul.

Daripada duduk menunggu kereta berikut, aku memutuskan untuk berjalan- jalan, mengelilingi kota, dan baru kusadari, kota ini tempat paling nyaman untuk tidur. Semua ranjang terlihat terang benderang, jendela tidak berkorden. Semua yang tidur, tua muda terlihat asyik pulas, dalam busana tidurnya yang santai. Sebagai penderita imsonisa, aku sudah kesulitan tidur selama setahun terakhir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline