Lihat ke Halaman Asli

Melihat Perekonomian Masyarakat Tegal Buleud Saat Panen Perdana

Diperbarui: 12 Maret 2019   10:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

seorang petani yang menjemur hasil panennya (Dokpri)

Kecamatan Tegal Buleud merupakan kecamatan terluas kedua di Kabupaten Sukabumi. Luas wilayahnya sekitar 1.800 km2 dan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. 

Lokasinya yang berada di pesisir pantai namun mayoritas penduduk memilih untuk bertani dibanding menjadi nelayan. Pertanian yang dirasa lebih menjanjikan membuat masyarakat tertarik untuk bertani.

Lahan yang bisa ditanami di Kecamatan Tegal Buleud dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai mata pencaharian utama. Mayoritas masyarakat menanam padi, kapulaga, dan aren di tanah milik pribadi.

 Beberapa masyarakat yang tidak memiliki lahan menanam di tanah milik orang lain atau di tanah milik perusahaan swasta yang di sewakan.

Akhir bulan februari 2019 adalah waktu panen perdana para petani di Tegal Buleud dan biasanya panen dilakukan 3 kali dalam setahun. Musim kemarau dan cuaca panas mendukung hasil tani dengan kualitas yang jauh lebih baik. "Mungkin pengaruh sawah dan kebun yang berdekatan dengan pantai membuat tanahnya lebih subur dan memberikan hasil panen yang kualitasnya jauh lebih baik dibanding panen di wilayah lain." tutur pegawai Kecamatan Tegal Buleud, Dedi Komara.

Panen perdana kali ini disambut suka cita oleh seluruh warga disana. Bagaimana tidak, hasil panen perdana kemarin benar - benar diluar ekspektasi mereka semua. 

Hasil panen yang berkualitas ditambah jumlahnya yang melimpah mampu meningkatkan penghasilan warga disana, baik yang memiliki tanah sendiri maupun yang menggarap tanah milik orang lain.

Sebanyak 166 hektare lahan pertanian di tanami padi oleh para petani. 166 hektare lahan pertanian tersebut menghasilkan kurang lebih seribu ton beras. Angka tersebut adalah hasil dari 80% panen beras di Kecamatan Tegal Buleud. Petani menjual beras kepada pengepul dengan harga kurang lebih Rp6.000 - 8.000/kg dalam penjualan satu ton beras.

"Alhamdulillah, meskipun sebagian besar warga Tegal Buleud adalah warga mampu yang berkecukupan, namun hasil panen kali ini tidak membuat warga lupa mengucap syukur dan tetap rendah diri." ucap Koswara selaku Sekretaris Kecamatan Tegal Buleud.

Hasil panen itu nantinya akan dijual ke pengepul untuk diolah dan dikemas lalu dijual ke masyarakat luas. Kuswara juga menambahkan, penghasilan dari penjualan hasil panen biasanya ditabung oleh warganya yang nantinya akan digunakan untuk keperluan mendatang seperti biaya pendidikan anak - anaknya.

"Penjualan hasil tani itu yang menopang hidup warga Tegal Buleud. Hasil dari penjualan itu biasanya ditabung untuk keperluan lain. Tidak semua hasil panen itu dijual, namun mereka juga menyisihkan untuk persediaan pangannya beberapa waktu kedepan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline