Berulang kali kalimat di atas diucapkan Bah Kahfi, anak ke dua kami. Siswa kelas 5 SD di Ar Roja.
Entah apa kategori terkenal menurutnya, tapi sepertinya hal itu melekat sekali di kepala. Bahkan ia selalu merajok bila melihat fotoku yang sedang ada kegiatan, entah mendongeng, ngisi materi di suatu tempat, bahkan sekedar duduk di warkop sambil diskusi kemudian ada dokumentasi fotonya, tapi tak ada dia di situ.
"Ish, awak ga diajak lo Yah. Awak mau terkenal juga pun"
Makanya, setiap ada informasi lomba yang dapat dijangkau, ia selalu nomor satu meng-iyakan, saat kusampaikan untuk menjadi pesertanya. Katanya biar terkenal kayak ayah. Itu saja. Alamak. Mudah-mudahan ayahmu ini juga dikenal sama sang maha pemilik keterkenalan, ya nak.
Tanggal 11 Maret 2022, bertempat di Aula FKIP UNA, Bah Kahfi menjadi salah seorang yang menampilkan ceritanya di pentas. Di hadapan juri dari Balai Bahasa Sumatera Utara, ia berhasil pula meraih juara pavorit 1. Pulangnya ia sumringah. Tapi tak cukup, ia merasa masih belum terkenal, katanya. Aih.
Saat rapat Dewan Kesenian Asahan 14 Maret 2022, ada permintaan saya harus mendongeng di acara BAPOKAT-nya DKA di Gedung Olah Raga Kisaran yang akan ditampilkan pada hari Kamis, 17 Maret 2022. Pulang ke rumah, bercerita pada si kekasih hati.
Ia bilang, Bah Alul dan Bah Kahfi tampilkan juga Yah. Ia pulak, kupikir. Kamipun bertanya, tentu jawaban iyaaa, dengan tegas dan semangat segera meluncur dari bibirnya Bah Kahfi. Bah Alul menyusul kemudian.
Abah Kahfi Mendongeng pada acara HUT ke 76 Kabupaten Asahan, 18 Maret 2022. Foto Dokpri Saufi.
Pulangnya, sebagai obat penghapus keringat, makan baksolah kami. Hihi.