Kita acap kali menunggu waktu dengan seikat haru
Padahal senja telah lama berlalu
Meninggalkan semburat jingga di kalbu
Mengenang kenangan dan membuai angan
Lesap mencari kunang-kunang terbang siang
Tanpa jejak beraturan
Kita saban waktu membuai hasrat
Padahal malam dingin memekat
Selimut keranjingan menjadi pikat
Pada tapak-tapak yang terikat
Kelam hingga melaknat
Janji demikian tetap saja demi hayat
Sepanjang badan, sehasta nikmat
Andai saja cemburu tak lagi memburu
Sebagaimana surga menjanjikan itu
Hilanglah pekat, hilanglah syahwat
Hilanglah sudah kenangan siasat
Ya Tuhanku, aku masih terburu-buru
Memburu setiap waktu
Pagi, petang, hingga pagi berlalu
Tetap cemburu memburai dinding kalbu
Penuh liku
Hingga gagu
Perkokoh hati dan rinduku, Tuhan
Pada Mu, sepanjang jalan
Pada dinding kalbu
Hingga satu
Di sisi Mu
Saufi Ginting
Rumah Azka, Kisaran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H