Pada sebuah cita-cita
Terkadang menjadi jemawa
Sebab istimewa
Sesekali pula menyesakkan dada
Tak datang menjadi cahaya
Pada sebuah harap
Terkadang menjadi pintu yang akrab
Menemani menjadi karib
Sesekali senyap
Tak ada getaran yang menyusup
Pada harga diri
Terkadang menjadi hirarki
Tak pula ingin pongah diri
Sesekali menjadi cemeti
Betapa mati demi mati menjadi ibrah diri
Pada seonggok kenangan
Tak usah pula menangis pagi, siang, dan malam
Bedakan silam dan hadapan
Sulam menjadi peradaban
Kokoh tancapkan dengan keyakinan
Tuhan tak pernah salah membuat kenangan
Ia ibrah
Pantang menyerah
Pada setiap perkataan
Pantaskan saja dengan perbuatan
Kelak tubuh menjadi saksi
Betapa cita-cita, harap, harga diri dan kenangan
Adalah labirin yang tak henti
Sinkronkan kepala dan hati
Syukur saban hari
Hingga mati
Saufi Ginting
Rumah Azka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H