Lihat ke Halaman Asli

Azka Nidaulhaq

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dakwah Kreatif di Era Teknologi

Diperbarui: 17 Juni 2024   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Oleh: Syamsul Yakin
(Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan Azka Nidaulhaq (Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)


Tidak dapat dipungkiri bahwa dai merupakan bagian dari komunitas online. Dalam hitungan detik, dai dapat dengan mudah menyebarkan pesan dakwah melalui blog, media sosial konvergensi, wiki, forum, dan dunia virtual yang didukung oleh penyedia layanan internet.

Seorang dai sebagai anggota komunitas online, bisa saja terlibat dalam perang narasi. Jika biasanya perang narasi dilakukan secara langsung melalui pertemuan tatap muka, pada era masyarakat digital perang narasi ini bisa dilakukan secara virtual hanya dengan menggunakan dua ibu jari.

Perang narasi dalam dunia dakwah adalah kegiatan yang dilakukan secara virtual/online oleh para dai untuk menyampaikan ide dan mengajak masyarakat secara online menjalankan perintah Allah serta menjauhi larangan-Nya. Disebut perang narasi karena banyaknya konten yang bertentangan yang menyerang masyarakat secara online.

Untuk berhasil dalam menarik perhatian, mengajak, dan memengaruhi opini masyarakat secara online, ada beberapa strategi, teknik, tips, atau trik yang perlu diterapkan oleh seorang dai, yaitu;

1. Berinteraksi melalui berbagai platform

Saat berinteraksi melalui berbagai platform, seorang dai harus mampu membangkitkan emosi masyarakat online, seperti sedih, gembira, responsif, atau marah.

Untuk membuat konten yang menarik, durasinya tidak boleh lebih dari tiga menit dengan resolusi dan rasio aspek video yang direkomendasikan oleh para ahli komunikasi. Jika perlu teks singkat untuk keterangan gambar (caption), gunakan bahasa baku.

Ini adalah bagian dari keahlian khusus dalam multimedia yang harus dipahami secara umum oleh seorang dai. Aspek lain dari konten, baik teks maupun gambar, harus didasarkan pada data dan riset. Dengan pendekatan ini, masyarakat online akan memberikan penghormatan karena dai dianggap memiliki wawasan multidisipliner.

2. Memastikan Masyarakat/ Sasaran Narasi Memiliki Manhaj dan Madzhab Islam yang Beragam

Masyarakat online yang menjadi sasaran narasi dai dapat dipastikan memiliki manhaj dan mazhab Islam yang beragam. Dalam konteks sosial-politik, masyarakat online juga memiliki berbagai ormas dan afiliasi politik. Oleh karena itu, teks dan gambar yang dibagikan harus inklusif, toleran, dan moderat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline