Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur, Surabaya memegang peranan penting dalam jalur perhubungan antar kota di Indonesia, terutama di wilayah Indonesia bagian timur. Akses transportasi umum seperti kereta, bus, taksi online pun mudah ditemukan. Walaupun Surabaya memiliki infrastruktur jalan yang terus berkembang, lalu lintas di kota ini sering kali diwarnai oleh perilaku pengendara yang tidak sepenuhnya menaati aturan lalu lintas.
Sebagai mahasiswa asal Banjarbaru yang merantau ke Surabaya untuk menimba ilmu di salah satu universitas ternama, pengalaman menghadapi kondisi lalu lintas di kota ini cukup mengejutkan. Di Banjarbaru pengendara cukup tenang dan santai dengan lalu lintas yang tidak terlalu padat. Hal ini berbanding terbalik dengan pengendara di Surabaya yang sering kali saya temukan.
Saat lampu merah, banyak pengendara di Surabaya yang sering melewati batas garis berhenti, bahkan ada yang mulai melaju sebelum lampu lalu lintas berubah menjadi hijau. Di Surabaya, suara klakson sering terdengar bahkan sebelum lampu lalu lintas sepenuhnya berubah menjadi hijau, sebagai tanda ketidaksabaran pengendara yang ingin segera melaju. Hal ini sangat kontras dengan situasi di Banjarbaru, di mana suara klakson jarang terdengar dan pengendara cenderung lebih sabar menunggu giliran mereka.
Selain itu, pengendara di Surabaya kurang memperhatikan keselamatan berkendara, seperti tidak memakai helm, bermain handphone saat menyetir, dan tidak menyalakan lampu sein saat ingin berbelok. Hal ini tidak hanya terjadi di jalan-jalan kecil, tetapi juga masih sering ditemukan di jalan raya. Tidak heran jika jumlah kecelakaan lalu lintas di Surabaya terus meningkat dari tahun ke tahun diakibatkan oleh kelalaian pengendaranya.
Menghadapi hal ini, tentu saya merasa cukup terkejut pada awalnya. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai bisa menyesuaikan diri dengan dinamika lalu lintas di Surabaya. Meskipun awalnya terasa menantang, pengalaman ini menjadi pelajaran berharga dalam memahami perbedaan budaya berkendara dan kehidupan di kota besar. Saya belajar untuk lebih sabar dan lebih berhati-hati di jalan, serta menyadari pentingnya mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan bersama. Ini adalah bagian dari proses adaptasi yang membuka wawasan baru tentang kehidupan di kota metropolitan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H