Lihat ke Halaman Asli

AZKA DHIANTI PUTRI

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling UPI Bandung

Syekhah Ramah El Yunusiyyah: Pionir Pendidikan Perempuan di Masa Penjajahan

Diperbarui: 2 Juli 2024   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Hasil Foto Penulis

Judul Buku: “Perempuan yang mendahului zaman”

Penulis/Penerjemah: Khairul Jasmi

Jumlah halaman: 229 halaman

Penerbit: Republika

Tanggal-bulan-tahun diterbitkan: November 2020

Cetakan: 1

ISBN: 978-623-2790-89-6

“Ya Allah Ya Rabbi, bila dalam ilmu-Mu apa yang menjadi cita-citaku ini mencerdaskan anak bangsaku, terutama anak-anak perempuan yang masih jauh tercecer dalam bidang pendidikan dan pengetahuan, ada baiknya Engkau ridhai, maka mudahkanlah ya Allah jalan menuju cita-citaku itu. Ya Allah, berikanlah yang terbaik untuk hamba-Mu yang lemah ini. Amin”. Doa yang senantiasa dibaca Rahmah menunjukkan betapa jujurnya ia pada cita-citanya, begitu murni hatinya mempersembahkan cita-citanya untuk Sang Pemilik dan Penguasa langit dan bumi sehingga mengantarkannya memiliki tekad pejuang yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan mimpi, cita-cita, dan hak perempuan.

Novel biografi Syekhah Rahmah El Yunisiyyah salah satu pahlawan perempuan Indonesia di bidang pendidikan menjadi novel yang sangat menarik karena berisi perjalanan Rahmah yang tidak biasa dari perempuan kebanyakan pada saat penjajahan. Rahmah memiliki pemikiran yang berbeda dari kebanyakan perempuan di masa itu karena ingin membebaskan perempuan dari belenggu kebodohan yang saat itu memeluk erat perempuan sehingga Rahmah tergerak membuat sebuah sekolah khusus perempuan. Perjalanan dalam membuat sekolah khusus perempuan pada tahun 1923 saat masa penjajahan Belanda tentu tidak mudah, patriarki begitu erat memeluk masyarakat, dana untuk membangun sekolah tidak mudah didapatkan karena negeri sedang terjajah, dan beragam ujian yang tak diperkirakan, tetapi Rahmah berhasil melewati berbagai ujian tersebut, bahkan Rahmah berhasil memperkenalkan sekolah khusus perempuannya yang bernama “Diniyyah Puteri” ke Universitas Al-Azhar Mesir yang membuatnya mendapat gelar Syekhah pertama dari Universitas Al-Azhar.

Perjuangan yang dilakukan Rahmah El Yunusiyyah yang dipaparkan dalam buku ini menjadi contoh nyata bagi kaum perempuan untuk teguh memperjuangkan mimpi, cita-cita, dan hak nya. Bukan hanya untuk orang-orang yang menyukai dunia pendidikan, buku ini banyak menggugah semangat juang pembaca karena begitu banyak kesulitan dan ujian yang dihadapi Rahmah saat itu. Bila saat penjajahan dulu Rahmah berperang dengan berbagai keterbatasan, kesulitan, tantangan dari berbagai pihak, pada saat ini kita banyak berperang dengan diri sendiri dan berbagai kemudahan yang kita dapatkan hari ini.

Novel biografi ini sangat bagus karena penjelasan dari bab ke bab runut sesuai kejadian tahunnya sehingga tidak membuat pembaca bingung. Novel ini pun memiliki bab yang tidak terlalu panjang sehingga nyaman dibaca dalam beberapa kali duduk. Novel ini sangat menarik karena pengemasan berbagai konflik dalam cerita dikemas dengan apik sehingga tidak membuat pembaca bosan sepanjang membaca. Meskipun begitu, terdapat beberapa bahasa minangkabau yang tidak dipahami dan tidak terdapat dictionary dalam bukunya. Kemudian, terdapat beberapa part dalam cerita yang tidak ada hubungan atau sebab akibatnya dengan masa lampau atau masa lalu, yang mungkin tujuannya memperkenalkan tokoh sebaik mungkin, tetapi hal ini pun bisa jadi karena buku ini berbentuk novel biografi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline