Microgreens sebagai salah satu metode urban farming (pertanian perkotaan) identik dengan terbatas nya lahan terbuka, sehingga metode microgreens ini dipandang sangat cocok dan memiliki peluang besar untuk masyarakat urban (kota).
Microgreens secara umum merupakan suatu tanaman yang dapat ditumbuhkan dengan metode urban farming. Microgreens dapat dipanen dalam waktu yang singkat, tanaman muda tepatnya sekitar umur 7-14 hari setelah semai, tetapi mempunyai gizi, rendah kalori dan kaya serat yang lebih banyak dibanding sayuran konvensional.
Semua jenis bibit sayuran yang berdaun bisa dikembangkan menjadi tanaman microgreens. Pemilihan sayuran seringkali didasarkan pada warna, tekstur, rasa, dan permintaan pasar. Tanaman potensial yang umum dijumpai di Indonesia dan dapat ditumbuhkan menjadi microgreens diantaranya seperti kangkung, selada, bayam, kemangi, bit, brokoli, seledri, lobak, ketumbar, pakcoy, timun, bunga matahari dan kubis.
Budidaya sayuran microgreens untuk masyarakat urban sangatlah menguntungkan. Tanaman microgreens tidak memerlukan lahan dan wadah yang besar untuk bisa berkembang. Perawatannya pun juga relatif mudah dan murah karena microgreens akan terhindar dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) mengingat umurnya hanya 7-14 hari sebelum nantinya dipanen.
Terdapat lima unsur yang dibutuhkan untuk membudidayakan microgreens, yakni media, benih, wadah, cahaya dan asupan air
- Media, media yang baik untuk microgreen adalah yang steril, mampu menyimpan air 55-77 persen, dan memiliki aerasi atau kegemburan yang baik. Menggunakan media sekali pakai untuk menghindari kontaminasi penyakit. Media yang bisa digunakan, seperti cocopeat, peatmoss, rockwool, biostrate, flanel, atau geotextile dapat dibeli di toko pertanian
- Benih yang dipakai harus unggulan dan terbebas dari bahan kimia, Ada beberapa varietas tanaman yang bisa digunakan, seperti kangkung, selada, bayam, kemangi, bit, brokoli, seledri, lobak, ketumbar, pakcoy, timun, bunga matahari dan kubis.
- Wadah, wadah ideal yang digunakan dalam budidaya microgreens yaitu yang memiliki tinggi 5-10 sentimeter. Sebab, tanaman akan dipanen pada ketinggian tersebut.
- Cahaya, spektrum cahaya dibutuhkan untuk proses fotosintesis. Ini berkaitan dengan rasa dan kandungan nutrisi pada microgreen. Perlakuan penyinaran terdiri dari penyinaran matahari, grow light putih dan grow light merah muda.
- Asupan air, microgreens juga perlu dikontrol asupan airnya agar media tanam di dalam wadah tetap lembap namun juga tak memiliki air yang berlebih. Karena ukurannya yang menyerupai bibit, maka cukup dengan menyemprotkan air menggunakan sprayer sebanyak 2-3 kali sehari.
Microgreens memiliki peluang besar dalam bisnis diperkotaan. Saat proses komersialisasi dapat dimasukkan dalam kotak berisi subsrat maupun sudah dipotong. Biasanya microgreens bisa ditemukan di pasar swalayan atau di kota-kota besar, saat ini seperti di Jabodetabek contohnya ORTHYS Microgreens and Healthy F&B, Holland Microgreens Indonesia Jakarta, Bandung contohnya Microfood Indonesia, Solo contohnya Microgreens Solo, dan Bali contohnya Greens Bali Microgreens.
Microgreens mulai banyak diminati oleh orang-orang penggemar makanan sehat, makanan untuk program diet, penggemar olahraga atau gym, disukai juga oleh masyarakat karena mempunyai citarasa khas yang berbeda pada sayuran dewasa tanaman itu sendiri dan dapat dikonsumsi mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Saat ini microgreens dapat dijadikan bahan pelengkap makanan, salad, jus dan juga sering dipakai untuk garnis pada sajian makanan di hotel.
Oleh karena itu dengan microgreens ini sebagai salah satu solusi dari urban farming yang memiliki peluang besar untuk di komersialisasikan. Bisa dengan memasarkan produk microgreens hingga masuk ke pasar-pasar swalayan agar produk lokal dapat bersaing juga dengan produk yang impor atau dengan membuat stater kit bagi yang ingin mencoba untuk budidaya microgreens secara pribadi. Sehingga budidaya microgreens ini patut dipertimbangkan karena bisa menjadi peluang yang menjanjikan untuk memasarkannya kepada masyarakat di perkotaan.