"JINN!" Teriak seorang perempuan di rooftop Panorama Tower, Miami.
"Lily?" Pria yang sudah diujung rooftop menoleh kebelakang.
Lily menghela nafas lega. Meski sedang hujan deras dan petir berdansa di atas mereka, suaranya masih tersampaikan kepada Jin. Setelah adiknya yang amat ia sayangi meninggal, Jin tidak bisa melepas rasa duka yang amat menyengat hatinya. Dia menjadi gila semenjak itu. Mulai mempercayai mitos-mitos dan legenda yang dulu dia anggap sebagai hoax. Dia mencari segala cara untuk mengembalikan adik yang amat ia sayangi itu kembali ke bumi seperti dulu. Namun tidak ada yang bisa ia lakukan. Kecuali bertemu dengan adiknya di sana.
"Aku tau kau sedang berduka." Lily berjalan dengan pelan agar tidak terpeleset. "Tapi, kau harus berpikir jernih, dengan kepala yang dingin."
"Kau sama saja seperti yang lainnya. Menyuruhku tenang saja dan bernafas. Tidak semudah itu tau mengendalikan emosi ini. Lagipula ini semua salahku! Adikku meninggal karenaku! Adikku menderita karenaku! Aku tidak melakukan tanggung jawabku sebagai kakak dengan baik. Kalau aku tidak bisa bertemu dengannya di sana nanti, hukuman ini sudah cukup bagiku."
Jin melangkah kedepan, kaki melayang di atas bangunan Miami. Matanya tertutup dan tubuhnya condong ke depan. Sedikit lagi dan dia bisa terjun ke bawah. Bertemu dengan adik yang ia sayangi. Lily mengulurkan tangannya, siap menangkap jika Jin terjatuh dari atap. Sayangnya Lily terpeleset dan malah mendorong Jin jatuh ke depan.
"JIN!!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H