Lihat ke Halaman Asli

Menjelang Akhir Tahun

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

November adalah bulan yang menjadi kesibukan berlipat-lipat bahkan ekstra sibuk bagi setiap pegawai, lebih-lebih lagi seorang yang telah diamanati oleh masyarakat, tentunya segudang kesibukan menjadi aktivitas yang padat menjelang akhir tahun ini.

Pada dasarnya, kesibukan yang menumpuk ini dapat diminimalisir ketika dari awal tahun kita memanage dengan baik pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan, namun hal ini sering diabaikan karena menunda-nunda pekerjaan yang bisa dilakukan di hari esok, bulan esok dan kemudian menumpuk di akhir tahun.

Semua itu kembali pada masing-masing individu. berbicara tentang kesibukan, wakil rakyat adalah manusia yang paling sibuk bulan ini. Mereka banyak membantu, walaupun membantu masyarakat dalam tanda kutip. Mereka mengerjakan laporan-laporan yang telah dilakukan selama setahun ini harus dipertanggung jawabkan. tidak semua dewan melaporkan  hasil dengan hasil manipulasi yang mereka buat, namun yang perlu diapresiasi adalah mereka yang masih berkomitmen untuk terus memegang amanat sebagai wakil rakyat.

Mereka sangat sibuk tapi bukan dengan hal yang seharusnya mereka kerjakan, akan tetapi mereka berusaha bagaimana caranya dana anggaran sekian banyaknya harus habis akhir tahun ini. dengan segudang kegiatan yang sifatnya hedonis mereka mengadakan dengan dana yang tidak sedikit. Karena jika anggaran yang sebanyak itu tidak dihabiskan, maka tahun selanjutnya anggaran tidak akan bisa cair lebih dari tahun ini, dengan kata lain anggaran akan semakin berkurang, dan otomatis kinerja tahun iini akan dilist merah.

Namun, di sisi lain sistem yang seperti inilah yang membuka cela-cela korupsi semakin lebar, dan korupsi akan tersamarkan dengan sistem  tersebut. bagaimana negara mau maju kalau korupsi tersistem dengan rapi seperti ini ?? alhasil, rakyat semakin melarat dan sekarat dengan kemajuan perut si keparat.

Dan sekarang bagaimana, mempertaruhkan reputasi atau membiarkan korupsi tetap terjadi? itu semua hanya dengan kesadaran wakil-wakil kita yang bertanggungjawab. semoga Tuhan memberi petunjuk pada mereka dan kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline