Tingkat perekonomian antara negara satu dan negara yang lain tentunya memiliki perbedaan. Ada beberapa negara yang memiliki tingkat perekonomian tinggi dan biasanya disebut sebagai negara maju. Ada pula beberapa negara yang masih memiliki tingkat perekonomian yang relatif rendah, biasanya negara-negara tersebut dikatakan sebagai negara berkembang.
Antara negara maju dengan negara berkembang tentunya memiliki perbedaan dalam mengatur perekonomian nya. Negara maju umumnya lebih berfokus terhadap perkembangan industri dan ekspor bahan jadi. Sedangkan, negara berkembang biasanya berfokus pada sistem agraris dan ekspor bahan mentah. Kedua perbedaan ini tentunya berdampak pada tingkat kekayaan negara tersebut. Keuntungan yang diraih negara maju lewat ekspor bahan jadi relatif tinggi. Sebaliknya, keuntungan yang didapat dari negara berkembang lewat ekspor bahan mentah pastinya lebih rendah.
Perbedaan pendapatan tersebutlah yang membuat adanya perbedaan tingkat perekonomian antara negara satu dengan negara lainnya. Dari perbedaan perekonomian ini membuat masing-masing negara memiliki perbedaan dalam mengelola negara nya. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan kondisi dan juga situasi negaranya. Salah satu faktor perbedaan tersebut adalah penggunaan sistem kurs dalam mengatur nilai mata uang.
Umumnya ada dua sistem kurs yang sering digunakan oleh suatu negara dalam mengatur nilai mata uangnya. Yang pertama adalah sistem kurs tetap dan yang kedua adalah sistem kurs mengambang. Kedua sistem kurs tersebut merujuk pada bagaimana nilai tukar mata uang suatu negara ditentukan oleh pasar internasional.
Sistem kurs tetap sendiri merupakan suatu sistem dimana otoritas moneter yaitu bank sentral menetapkan nilai tukar dalam negeri terhadap negara lain yang ditetapkan pada tingkat tertentu tanpa melihat aktivitas penawaran dan permintaan di pasar valas.
Sedangkan, sistem kurs mengambang merupakan suatu sistem nilai tukar mata uang tergantung dengan kekuatan pasar, yaitu permintaan dan penawaran mata uang di pasar valas. Berbeda dengan sistem kurs tetap yang melibatkan campur tangan otoritas moneter, dalam kurs mengambang otoritas moneter tidak memiliki kekuatan dalam mengatur nilai mata uang, tetapi dengan kebijakan yang dibuat dapat mempengaruhi nilai mata uang.
Dalam pengimplementasian ada beberapa faktor yang membuat masing-masing negara menggunakan suatu sistem kurs, salah satu hal utamanya adalah tingkat perekonomian negara tersebut. Ada perbedaan yang sangat signifikan antara negara maju dan negata yang berkembang dalam mengimplementasikan sistem kursnya.
Sebagai negara yang memiliki tingkat perekonomian maju, pendapatan yang tinggi dan tentunya cadangan devisa yang banyak akibat pemasukan dari bidang ekspor. Umumnya negara maju menggunakan sistem kurs tetap, hal tersebut dilakukan dalam rangka memanfaatkan secara maksimal cadangan devisa negara yang mereka miliki. Negara-negara yang menerapkan sistem kurs tetap cenderung menggunakan cadangan devisa yang besar untuk mempertahankan nilai tukar mata uangnya pada tingkat yang diinginkan.
Selanjutnya, sebagai negara berkembang yang memiliki tingkat perekonomian rata-rata. Umumnya sistem kurs yang mereka pakai adalah sistem kurs mengambang, alasan utamanya adalah untuk meminimalisir penggunaan cadangan devisa yang terbatas. Megapa demikian, karena sistem ini memungkinkan nilai tukar mata uang ditentukan oleh kekuatan pasar, sehingga cadangan devisa hanya digunakan untuk memperkuat kestabilan nilai tukar dalam jangka pendek, jika terjadi fluktuasi yang signifikan.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa negara maju juga dapat menggunakan sistem kurs mengambang dalam mengatur nilai mata uangnya. Sebaliknya tidak menutup kemungkinan juga negara berkembang menggunakan sistem kurs tetap, jika saja negaranya memiliki cadangan devisa yang banyak. Karena, tingkat perekonomian hanyalah salah satu dari sekian faktor yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H