PSSI senior masih begitu saja mainnya. Tidak ada kemajuan. Lawan Bangladesh yang peringkatnya jauh dari kita tidak bisa menang juga. Tidak ada tuh kreativitas untuk narik pemain belakang. Untuk over load di sisi kiri misalnya. Untuk bisa over switch ke kanan. Tidak ada. Main monoton. Main maju terus ke depan.
Bangladesh yang kita anggap sepele saja masih enak mainnya. Tenang. Passingnya terukur. Body shapenya bagus. Pergerakannya bagus, tidak buru-buru. Main sepabola asal tenang tidak ingin menonjolkan diri juga enak di lihatnya.
Pemain PSSI susah banget majunya. Dari tahun ke tahun tidak ada perubahan. Salahnya dimana ya. Supaya ada kemajuan maksudnya. Dimana salahnya saja kita tidak tahu. Atau sengaja di tutup.
Komentator yang menyiarkan pertandingan tidak pernah mengkritik pemain atau sistem permainan atau pelatih. Di puji terus.
Kemarin komentator PSSI U-19 yang sedang ikut Toulon Cup berani mengkritik Ronaldo K yang bilang physiknya dan kerjasama masih kurang. Nah begitu dong. Pemain itu perlu di kritik yang membangun. Biar ada perbaikan. Di kritik ya bukan di cela. Beda. Yang di kritik juga siap jangan marah.
Tapi sebaiknya memang kritik atau masukan itu datang dari pelatih. Pelatih harus jeli melihat performa pemain. Harus tahu kelebihan dan kekurangan pemain. Harus bisa mengarahkan pemain pada sisi terbaiknya.
Kita tidak tahu kinerja Sin Tae Yong bagaimana. Kayaknya permainan tidak berubah dari waktu ke waktu. Performa pemain juga tidak berubah. Jadi ngapain saja selama ini. Apakah ada laporan pertandingannya? Ada laporan kinerja pemain nya. Jangan-jangan zonk. Padahal staffnya banyak banget.
Yah itulah kalau sedari awal kita terlambat memajukan sepakbola kita. Lihat saja fasilitas lapangan milik pemda. Sebagian besar tidak terurus. Tidak punya sekolah sepak bola yang dikelola dengan baik. Lebih banyak di sewain.
Yang milik swasta juga sedikit. SSB dan Akademy swasta tidak punya fasilitas sendiri. Kebanyakan sewa. Dari sini saja sudah ketahuan mutu pemain yang di hasilkan. Belum lagi yang tingkat profesional. Rata-rata klub di sini tidak punya stadion sendiri yang lengkap. Tidak punya Akademy sepakbola sendiri. Beda dengan yang di luar negeri.
Dengan begini kita harusnya sadar bahwa kita ketinggalan jauuuuh sekali. Jadi hasil yang di raih PSSI dalam 30 tahun belakangan adalah akibat dari terlambatnya kita mempersiapkan sepakbola kita untuk bersaing di tingkat dunia. ******)
2 Juni 22