Lihat ke Halaman Asli

aziz bahtiar

Tukang Momong

Bumi Santri Temulus

Diperbarui: 27 Februari 2018   21:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya, untuk mecapai dari tujuan tersebut harus melibatkan semua yang berkepentingan dalam pendidikan, baik pihak keluarga, sekolah, lingkungan, dan masyarakat luas.  sebagai orang tua yang hidup di zaman now menjadi kewajiban memberikan pendidikan kepada anaknya baik di didik sendiri maupun di titipkan pada sebuah lembaga. orang tua tidak akan bersifat pasif deduktif dalam hal tersebut. agar anak dapat tumbuh berkarakter islami dan dapat bersaing, maka orang tua menitipkan pada lembaga islam yang memiliki integritas baik. "Pondok Pesantren"orang tua tau bahwa pendidikan utama yang di berikan adalah pendidikan agama.

kita akan memperkenalkan Pondok Pesantren yang memiliki lembaga pendidikan formal baik tingkat SLTP sampai SLTA yaitu Pondok Pesantren TEMULUSdengan lembaga pendidikannya SMP PESANTREN TEMULUS dan SMK PESANTREN TEMULUS, lembaga pendidikan formal yang integral seutuhnya dengan pondok pesantren.

                                                                                                        SELAYANG PANDANG TENTANG PESANTREN TEMULUS

"TEMULUS", sebuah perkampungan di desa Kedungharjo, tapal batas Jawa Timur -- Jawa Tengah lintas selatan dengan perbatasan berupa sungai yang terkenal dengan nama "Kalisawur".

Xby VIDSqaure

"TEMULUS" adalah sebuah nama yang penuh makna yang dibuat dan ditetapkan oleh sang penemu yang dengan tulus turut berjuang, bertahan dan melawan penjajahan sekaligus berjuang membentengi mental spiritual kaumnya dengan bimbingan amaliyah Thariqah Naqsyabandiyyah Khalidiyyah Mujaddadiyyah. Beliau ialah simbah Kyai Darkun Imam Basri (wafat pada ....) beliau adalah santrinya mbah KH. Sholeh, Ndarat, Semarang (wafat pada 18/12/1903 atau 28 Ramadhan, 1321 H.)

Sejak wafatnya mbah Kyai Darkun Imam Basri, Temulus mengalami masa "fatroh" (transisi generasi) selama -+ 50 tahun. Pada akhirnya, pada tahun 1991 mbah Kyai Sodir Masyhuri Bin Kyai Darkun Imam Basri mewakafkan area Temulus, peninggalan dari sang ayah seluas 2945 M2 ditujukan untuk kemakmuran masjid dan atau pengembangan pendidikan agama Islam (Akta wakaf  No. 11540 / 1991 tertanggal ; 20/12/1991) yang prosesi pewakafannya diwakili oleh bapak Rohmat, putra ke 2  mbah Kyai Sodir Masyhuri, yang kini berdomisili di Jatiasih, Bekasi. Tanah wakaf tersebut berupa tegal garing yang penuh dengan rumput ilalang, pohon jati dan mahoni tanpa ada bangunan apapun, hutan kampung yang terkenal "wingit" namun penuh aura.

Sejak tanggal diwakafkan, lokasi Temulus belum terkelola sesuai dengan tujuan sang Wakif (Bpk Rohmat atas nama mbah Kyai Sodir Masyhuri) karena belum adanya sosok yang siap bersusah payah "menghidupkan" kembali Temulus ; mengelola, mengembangkan dan mensyi'arkan Temulus sebagai bumi santri dan sentral Tarbiyah Islaamiyyah.

Kemudian, Bapak Rohmat atas nama mbah Kyai Sodir Masyhuri meminta bantuan, kerja sama kepada beberapa tokoh masyarakat untuk menindak lanjuti tujuan pewakafan tersebut di atas serta usaha mencari sosok tepat yang mampu dan terpanggil untuk mengelola "wana wakaf" Temulus agar sesuai dengan harapan dari wakif. Beberapa tokoh tersebut antara lain ialah :

Bpk. Drs. H. Umar Santoso, Banaran, Sambung Macan

Bpk. Drs. Turmudzi, Kedungombo,Kedungharjo

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline