Rob kalau dalam bahasa jawa artinya banjir air laut, saya kadang memaknainya sebagai maennya air laut jalan -- jalan ke daratan sampai pada pemukiman warga dan menimbulkan genangan yang sering disebut dengan banjir rob.
Berbeda memang karakteristik banjir rob ini dengan banjir lainnya, mengingat rob air datang dari laut maka biasanya memiliki karakteristik air lebih jernih ( tidak terlalu keruh ), dan tidak mesti terjadi dimusim penghujan, terjadi pada saat air laut pasang dan biasanya terjadi pada daerah yang mempunyai wilayah dataran lebih rendah dari pada wilayah lautan.
Bicara rob ( banjir rob ) merupakan siklus tahunan yang biasanya terjadi di masyarakat pantai yang memiliki permukaan tanah lebih rendah dari permukaan air laut, salah satunya di Jakarta, Semarang, Pekalongan, Tegal dan Kabupaten Brebes dan daerah lain sepanjang pantai utara.
Pertanyaannya : " Sejauh mana efek dan dampak yang ditimbulkan dari banjir rob ini ? "
Pastinya tidak ada yang berharap dan bercita -- cita tinggal di daerah rawan bencana, salah satunya bencana alam yang apabila tidak ditangani dengan serius sering menjadi persoalan yang memiliki dampak besar baik pada masyarakat, perekonmian bahkan lingkungan.
Banjir rob juga merupakan salah satu bencana dalam pemahaman saya yang tentu memiliki dampak buruk bagi masyarakat yang mengalaminya salah satunya kerigian materi, kerusakan bangunan, lingkungan yang kotor becek, potensi terjadinya wabah penyakit menular, terganggunya perekonomian, dan sampai pada akan susahnya mendapatkan air bersih.
Waspada Potensi Banjir Rob
Dikutip dari https://www.kompas.com/, BMKB telah memberikan informasi bahwa perlu diwaspadai potensi banjir rob di sejumlah wilayah di Indonesia ( 27/05/2020 ),
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) mengeluarkan peringatan dini terhadap banjir pesisir atau banjir rob di sejumlah wilayah di Indonesia. Hal ini terkait dengan berbagai kondisi alam yang mendukung intensitas level air meningkat bisa jadi berpotensi menyebabkan banjir rob.
Dr Widada Sulistya DEA selaku Pelaksana Tugas Deputi Bidang Meteorologi BMKG mengatakan bahwa akibat adanya aktivitas pasang air laut, kondisi gelombang tinggi, dan curah hujan tinggi dapat memengaruhi dinamika pesisir di Wilayah Indonesia berupa banjir pesisir, " Oleh sebab itu, masyarakat pesisir pantai dihimbau waspada adanya fenomena banjir rob yang diprediksi terjadi pada tanggal 27 hingga 28 Mei 2020" katanya.
Maih dikutip dari kompas, daftar wilayah yang berpotensi terkena banjir rob adalah Pesisir barat Lampung, Pesisir selatan Pulau Jawa, Pesisir selatan Pulau Bali, dan Pesisir selatan Nusa Tenggara Barat.