Lihat ke Halaman Asli

Aziz Aminudin

Trainer, Professional Hipnoterapis, Penulis, Pembicara, Aktivis Sosial Kemanusiaan

Puisi | Maaf, Aku Juga Sayang

Diperbarui: 1 April 2020   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: thehealthsite.com

Usah udah waktu di dinding, temangu meretapi detak yang mulai tak bernada.

Angin malam berbeda dengan kemarin, saat kau terbaring dengan lamunan kalut tanpa sketsa, ya ini bagai simpul yanh tak berujung. Lelah...

Bila aku boleh memilih, aku ingin semua ini hanya mimpi tapi tak kuasa saat kuratapi dan ku rasai bahwa waktubtelah usang, walau aku bisa berimaginasi semua baik baik saja, dan lagi  - lagi senyum ini serasa kecut.

Aku pernah cerita pada mu, bahwa aku bahagia, bahwa aku sejahtera itu dulu..., saat bunga mawar merah merekah, saat ambisi dan gelora begitu membara.

Andai kau tahu, aku butuh kau ada walau semua tak mungkin, aku ingin memelukmu erat dengan segenap rasa, bahwa aku butuh kamu walau semua dalam bayang - bayang malam.

Mungkin tak pantas bila hujan diharapkan diterik hari, tak mungkin pula berlari dihamparan air danau yang keruh, tapi aku tahu kau sangat tahu dan faham apa adanya aku ini, sendiri dalam keramaian, tersenyum dalam sayaran luka, saat cinta ini mulai dipertanyakan dan saat semua trauma menjadi jubah jiwa.

Jangan pernah tinggalkan aku, maafkan aku kalau aku selalu hadir walay hanya untuk ber uluk salam " Assalamu alaikum ". Aku tak minta apapun darimu ganya mau pastikan aku masih memiliki orang yang mengerti dan tahu aku apa adanya, bukan hanya soal kemasan raga.

" Maaf, Aku Juga Sayang "

Aziz Amin | Kompasianer Brebes KBC-10, Trainer & Hipnoterapis, WA 0858.6767.9796




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline