Menarik dan rasanya seneng aja melihat makin banyak interaksi teman -- teman kompasianer brebes yang mulai senang menulis, sejujurnya saya menulis disela -- sela kengangguran saya dari aktifitas yang saya sebut sebuah hiburan.
Ya bekerja dengan senang dan senang -- senang sambil kerja itu asik, tapi tak banyak yang mengerti bahwa mencintai pekerjaan menjadi hal penting seperti mengerjakan yang dicintai, tentu analoginya sederhana, awalnya hobi dan bila anda melakukannya dengan cinta dan senang sebagai hiburan bisa jadi itu akan memiliki potensi bisnis besar da menjadi pekerjaan yang menjanjikan.
BELAJAR MENULIS RINGKAS
Ini karena saya bukan wartawan mungkin jadi saya berangkat dari suka nulis asal, asalnya sedih saya tulis, asalnya bahagia saya tulis, dan salnya jatuh cinta bahkan dimaki -- maki orang saya tulis, dan saya ingat betul dulu saya adalah laku -- laki yang mengkin " lebay " hampir beberapa aktifitas saya tulis dalam buku diary. " Kapan saya taubat ? "
Saat saya ditinggalkan pacar saya yang sudah 9 tahun pacaran, cie ileee... 9 tahun sedih amet.
Saya tahu istri tersayang saya pasti akan baca ini, ni bukan berarti saya belum "move on" yah hahahaha, ini hanya cerita, tadinya mau menulis lanjutan dari ulasan Perukah anak dihipnotis biar baik ? ( bagian 1 ).
Tapi nanti dulu lah ini dulu, bagaimana saya akhirnya memilih untuk tidak lagi lebay dengan menuliskan apapun, hal ini yang mengawali dulu suka nulis cerita pendek (cerpen) yang ternyata setelah saya baca juga bukan cerpen tapi serita panjaaaaaaang banget hahahaha.
PR DARI LEADER KOMBES 500 KATA
Ini tantangan menrik untuk saya belajar menulis ringkas atau menulis terbatas pada jumlah kata, ternyata puyeng juga yah, kalau bisanya saya suka muter muter, jalan jalan dan bekerja dengan sesuka hati termasuk menulis, tiba tiba diminta nulis maksimal 500 atau paling banyaknya ya 600 kata, dan hahahaha ini PR
Mungkin tulisan ini tak bisa dianggap berbobot, tapi menarik bagi saya setelah memahaminya dan melihat banyak tulisan bahwa, tidak semua kompasianer memiliki waktu banyak dan luang, sehingga akan merasa malas membaca artikel atau ulasan yang panjang dan lama.
Ya kalau yang dibaca sesuai dengan isi hati, kalau tidak mendapatkan itu semua bisa " Trauma membaca " tuh kompasianer nya hahahaha.