Lihat ke Halaman Asli

Penipuan oleh Penjual Baju Thrifting dengan Jumlah Pengikut Ratusan Ribu di Platform Media Sosial Instagram

Diperbarui: 16 Februari 2024   05:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Modus kejahatan penipuan makin hari selalu berkembang dari masa ke masa, mulai dari sms, telepon, hingga sekarang menggunakan media sosial. Belum lama ini ada salah satu pengguna X bernama Lita berasal dari Kuningan, Jawa Barat yang membagikan kronologi kejadian yang dimana ia tertipu oleh salah satu akun Instagram yang menjual baju thrift yaitu di akun Instagram dengan nama akun @keylathrift.store.

Awalnya Lita tertarik pada baju yang diposting oleh akun tersebut karena ada iklan dari Instagram (Instagram Ads) yang muncul pada akun Instagram pribadinya & melihat harganya yg murah ia pun tertarik. Ketika di-klik maka akan langsung diarahkan pada halaman akun Instagram toko tersebut, karena salah satu teman nya juga memfollow dan akun tersebut juga memiliki banyak sekali pengikut yaitu 151K ia pun memiliki rasa kepercayaan tinggi untuk membeli baju di akun tersebut, namun pemesanan harus dilakukan melalui nomor WhatsApp yang tertera di keterangan akun tersebut.


Setelah itu ia pun menghubungi WhatsApp toko tersebut, toko pun langsung mengirim format untuk pemesanan, Lita pun mengisi format yang diberikan oleh toko lalu memilih baju yang ia inginkan, karena jika dilihat dari pricelist nya jika kita membeli banyak harga nya pun semakin murah, akhirnya Lita pun membeli banyak baju dan lanjut bertransaksi ke nomor rekening yang diberikan oleh toko. Toko memberikan penawaran yang menarik jika Lita mentransfer hari ini maka barang akan langsung dikirim di hari itu transfer. keesokan harinya Lita menanyakan perihal resi tetapi dari pihak toko tidak memberikan karna barang yang Lita pesan mau akan terkirim sekarang bukan kemarin alasan menurut toko pesanan Lita mengikuti pengiriman kloter 6 bukan kloter 5 pada hari kemarin. Setelah itu pihak toko menghubungi lagi Lita untuk mengatakan bila barang mau terkirim dibutuhkan biaya aktivasi agar baju pembelian masuk kedalam promo, dengan caranya mentransfer uang 200k agar memenuhi untuk mengklaim promo. Jika dilihat pada pricelist yang diberi toko sudah termasuk harga promo dan tidak menjelaskan harus adanya biaya aktivasi untuk promo.


Lita setelah melihat banyak nya alasan dari toko ia memiliki perasaan bahwa telah ditipu, karena merasa Lita menjawab pesan lama sampai akhirnya toko pun mengirim banyak bukti testimoni agar Lita dibuat yakin untuk mentransfer uang untuk aktivasi promo. Tapi Lita sudah yakin jika ia tertipu sampai pada akhirnya Lita mencoba untuk minta refund dengan alasan sudah tidak memiliki saldo untuk mentransfer dan lebih baik membatalkan saja pesanan barangnya. Karena menurut Lita  jika memang harus melakukan sistem pembayaran untuk aktivasi promo mengapa tidak dikatakan sejak awal. Hingga toko pun tidak membalas lagi pesan dari Lita. Pada akhirnya Lita tidak mendapatkan pengembalian dana yang dimana ia kehilangan uang sebesar 110k pada kasus penipuan ini.


Jika dilihat ternyata akun Instagram @keylathrift.store tidak hanya menipu satu orang, tetapi sudah puluhan orang yang ia tipu dengan menggunakan cara yang sama, ia pun sudah beberapa kali mengganti nama akun Instagram nya & memiliki banyak akun rekening bank agar tidak banyak orang curiga.


Selain Lita ada juga Rifa & Tika yang sama terkena penipuan oleh akun Instagram @keylathrift.store dengan menggunakan cara penipuan yang sama seperti Lita.


Penting untuk selalu berhati-hati dalam bertransaksi online, terutama melalui media sosial. Dalam kasus ini, Lita mengalami pengalaman yang menunjukkan betapa pentingnya kehati-hatian saat berbelanja di platform seperti Instagram. Modus penipuan yang semakin berkembang memang menjadi ancaman serius bagi para konsumen.


Pertama-tama, penting untuk selalu memeriksa keabsahan dan keamanan akun penjual. Meskipun jumlah pengikut yang tinggi bisa memberikan kesan kepercayaan, itu tidak selalu menjamin keamanan transaksi. Kasus Lita menunjukkan bahwa jumlah pengikut yang besar dan testimonial palsu dapat menjadi trik bagi penipu untuk menarik korban.


Dalam situasi ini, keberanian Lita untuk berbagi pengalaman dan memperingatkan orang lain merupakan langkah positif. Menggambarkan kisahnya dapat membantu masyarakat lebih waspada terhadap penipuan serupa. Selain itu, penting juga untuk melaporkan akun penipu kepada pihak berwenang atau platform media sosial agar tindakan tegas dapat diambil untuk melindungi pengguna lain.


Penting juga untuk selalu membaca dengan cermat pricelist dan syarat-syarat pembelian. Jika terdapat biaya tambahan yang tidak jelas atau tidak masuk akal, seperti dalam kasus biaya aktivasi untuk promo yang tidak dijelaskan sejak awal, itu bisa menjadi tanda adanya potensi penipuan.


Ketika toko menawarkan promo atau diskon yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, perlu untuk memeriksa kredibilitasnya dengan teliti. Jika terdapat tuntutan biaya tambahan yang tidak masuk akal, sebaiknya melakukan verifikasi lebih lanjut sebelum melakukan pembayaran. Selalu pastikan bahwa segala informasi dan persyaratan pembelian jelas dan transparan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline