Dari kejauhan, mungkin masyarakat akan menduga bahwa bangunan tersebut merupakan tempat peribadahan Konghucu, terutama jika dilihat dari pintu masuk, pagar, dan strukturnya. Selain itu, kesan tersebut semakin diperkuat oleh corak warna merah yang dominan, sehingga membuat gedung tersebut terlihat mirip dengan tempat ibadah Konghucu jika dilihat dari jauh.
Meski begitu, Masjid Al-Imtizaj tidak hanya menarik perhatian melalui desain arsitektur dan coraknya yang unik, namun juga memiliki sejarah yang pernah melibatkan warga dalam aktivitas mualaf. Dulu, masjid ini menjadi tempat bagi mereka yang ingin mengucapkan kalimat syahadat dan memeluk agama Islam. Oleh karena itu, perjalanan sejarah masjid ini juga mencerminkan dinamika perubahan dalam partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaan.
Masjid Al-Imtizaj dibangun oleh Haji Ali Karim, yang proses pembangunan dimulai pada tahun 2008 dan selesai pada 2010. Masjid ini diresmikan oleh mantan Gubernur Jawa Barat, Raden Nana Nuriana. Dengan dua lantai, Masjid Al-Imtizaj mampu menampung jamaah hingga 200 orang, dengan lantai bawah diperuntukkan bagi laki-laki, sementara lantai atas ditujukan untuk perempuan. Kombinasi desain arsitektur yang unik, pelibatan arsitek terkemuka yaitu Ir Danny Swardhani MBA, dan kapasitas yang memadai menjadikan Masjid Al-Imtizaj sebagai salah satu daya tarik khusus di Kota Bandung. Meskipun menghadapi perubahan dalam partisipasi masyarakat terhadap aktivitas keagamaan, masjid ini tetap menjadi simbol keberagaman dan kemajuan dalam pembangunan kehidupan beragama di tengah masyarakat.
Seperti dari salah satu pengunjung bernama Yuli yang melakukan Shalat di Masjid Al-Imtizaj “Menurut saya Masjid nya rapih, bersih dan juga unik, saya pertama kali sih ke masjid yang bernuansa Tionghoa ini.” Ujar Yuli
Masjid Al-Imtizaj mencerminkan moderasi beragama yang dilakukan oleh sejumlah umat di Indonesia, khususnya umat muslim. Sehingga, perkembangan Masjid Al-Imtizaj perlu dijaga oleh masyarakat sebagai identitas moderasi umat beragama di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H