Anak yang baik budi pekerti dan cerdas otaknya adalah harapan semua orang tua. Namun untuk memperolehnya, pada masa sekarang ini, merupakan suatu hal yang sangat sulit. Bahkan tidak sedikit orang tua yang harus mengurut dada jika melihat tingkah polah anaknya sehari-hari. Jangankan patuh ketika diberi perintah, malah ada yang berani membantah dengan kata-kata yang tidak sopan.
Berdasarkan pengalaman penulis selaku seorang guru, yang sudah mengajar selama belasan tahun, ternnyata banyak anak-anak yang bermasalah dalam menerima pelajaran di sekolah berasal dari keluarga yang kurang peduli terhadap pendidikan anak-anaknya sejak mereka masih kecil.
Tulisan yang penulis buat ini memang bukan hasil dari sebuah penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Namun hanya berdasarkan pengamatan sepintas dari sejumlah kasus yang penulis hadapi. Terutama saat penulis menemui masalah banyak anak-anak yang tidak bisa menerima pelajaran yang sudah penulis ajarkan berulangkali kepada mereka. Demikian juga dengan anak-anak yang tiap hari suka membuat onar, mengganggu teman-temannya, dan sering menunjukkan tingkah yang tidak baik dalam berbagai bentuk baik dalam tutur katanya maupun dalam bersikap.
Karena penulis kehabisan cara mengajari mereka, maka penulis mengambil sauatu langkah mengundang orang tuanya. Ketika satu persatu orang tua dari anak-anak yang bermasalah itu penulis ajak bicara, terungkaplah nyaris semua anak-anak tersebut ternyata memiliki masalah di dalam keluarganya. Dan dari sinilah muncul ide untuk membagikan pengalaman ini melalui tulisan, dengan harapan semoga ada manfaatnya.
Kembali pada hal yang penulis temui saat berbicara dari hati ke hati dengan orang tua dari anak-anak yang bermasalah tadi, berbagai cerita yang kurang enak terungkap dari pengakuan mereka. Antara lain seringnya terjadi cekcok dalam keluarga antara ayah dan ibu, dan ada anak yang malah tidak diharapkan kelahirannya. Sehingga tidak heran jika mereka pun kurang menghargai orang tuanya.
Bertitik tolak dari fakta-fakta tersebut, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan, bahwa pengaruh keluarga sangat menentukan baik buruknya karakter seorang anak. Bahkan berdasarkan pengamatan penulis terhadap sejumlah anak yang bagus prestasinya, dan ditambah lagi dengan bacaan dari sejumlah sumber, ternyata pendidikan kepada anak-anak agar mereka bisa menjadi anak-anak yang baik perlu diberikan sejak usia dini. Bahkan sejak mereka berada dalam kandungan.
Karena pada dasarnya pendidikan anak sejak dalam kandungan adalah merupakan langkah awal untuk melanjutkan pendidikan setelah anak lahir. Untuk memperoleh seorang bayi yang sehat dan cerdas sesuai dengan harapan orang tua sebaiknya harus dimulai sejak jauh hari sebelum anak itu lahir.
Antara lain harus dengan mempersiapkan kehamilan secara sah menurut agama kita yaitu agama Islam. Pertama-tama harus dimluai dengan memilih pasangan yang sehat lahir dan batin, kemudian tidak lupa berdoa disaat melakukan hubungan biologis, banyak membaca Al-Qur’an, selalu memilih makanan yang baik dan halal, menutup aurat dan tiap saat memohon kepada Allah supaya diberikan anak yang shalih/shalihah.
Menurut hasil sejumlah penelitian, selama dalam kandungan, otak dan indra pendengaran anak sudah mulai berkembang, mereka dapat merasakan apa yang terjadi di luar kehidupan mereka. Sementara yang mempengaruhi otak dan indera pendengaran bayi di dalam kandungan antara lain emosi dan kejiwaan ibu, rangsangan yang terjadi di sekitar ibu, juga makanan yang ibu konsumsi. Demikianlah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H