Lihat ke Halaman Asli

aziz ahlaf

kita hanya berbeda acara dalam menggapai ridho tuhan

Aksi Peduli Bencana Penyuluh Agama Islam Kemenag Kabupaten Cirebon

Diperbarui: 12 Januari 2021   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

karyono/dokpri

10 Hari Pasca Puting Beling Di Kabupaten Cirebon

Adalah Karyono Supriyono, salah satu Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Cirebon dalam Aksi Peduli Bencana, bersama rekan seprofesi, bekerjasama dengan para mujahidah Penyuluh Perempuan di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Cirebon, menggelar acara Trauma Healing (penyembuhan trauma) terhadap warga dan terkhusus ibu-ibu terdampak korban bencana angin puting beliung.

Kegiatan ini berupa kunjungan dan silaturahmi kepada warga, ngobrol-ngobrol santai, mendengarkan keluh kesah, memberikan optimisme dan kekuatan mental, dukungan moral, membantu solusi. Sembagi memberikan bantuan tunai kepada para korban musibah angin puting beliung selama tiga hari, Kamis saampai Sabtu (7--9/1/2021). Bantuan tunai tersebut terhimpun dari para donatur dan sukarelawan sebagai bentuk kepedulian dan dukungan mental.

karyono/dokpri

Kondisi terkini, warga sudah melakukan aktifitas normal sebagaimana biasa, meski masih banyak menyisakan trauma setiap kali hujan angin datang.

Musibah angin puting beliung terjadi pada awal tahun 2021, Sabtu sore hari, (2/1/2021) di Kabupaten Cirebon Kecamatan Klangenan Desa Slangit.

Berawal dari awan gelap disertai hujan deras, beberapa menit kemudian, warga dikagetkan dengan penampakan pusaran angin yang terlihat di langit. Terlihat dari kejauhanm, angin tersebut sempat menjadi tontonan warga sekitar, tak menyangka penampakan tersebut adalah angin puting beliung yang sedang menuju Desa Slangit.

Dalam sekejap, Ratusan rumah mengalami kerusakan parah dan sedang, beberapa rumah rata dengan tanah, pepohonan tumbang, banyak tiang listrik roboh berat. Sasaran angin puting beliung rata-rata pada bagian atas rumah. Cuaca mendadak mencekam, hujan bercampur angin meliak-liuk menari menyalami pepohonan dan rumah warga, isak tangis menghiasi penghuni rumah, teriak mencekam sambil berulangkali menyebut Asma-Nya, berharap angin segera pergi menjauh dan tak pernah kembali lagi.

Shock berat, kisaran 10 menit usai kunjungan dadakan sang angin terhadap warga Desa Slangit menyisakan reruntuhan puing-puing bangunan rumah, pepohonan, sampah berserakan dan berhamburan menghiasi jalanan.

Beberapa orang dilariakan ke Rumah Sakit terdekat karena perlu mendapatkan perawatan intensif, salah satu rumah Guru Ngaji (tidak mau disebutkan namanya), turut menjadi korban sapuan sang angin, hampir semua ruas rumah rusak berat sehingga rumah tidak bisa di tempati, atas persetujuan warga, penghuni rumah dipindahkan ke Mushalla terdekat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline