Lihat ke Halaman Asli

aziz ahlaf

kita hanya berbeda acara dalam menggapai ridho tuhan

CBSA Lama Vs CBSA Baru di Saat Pandemi Corona

Diperbarui: 21 Juli 2020   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) tidak asing dikalangan guru atau pelajar pada era 80an hingga 90an, tertulis jelas pada sampul buku mata pelajaran. Itu dulu, sekarang CBSA sudah mengalami pergeseran makna atau perubahan makna. Pandemi corona adalah salah satu penyebabnya.

Beberapa SLTP dan SLTA, Kabupaten Cirebon Kecamatan Ciwaringin berlaku sistem belajar New CBSA (Cuma Berangkat Sekolah Aja). Memang tidak ada tatap muka antara guru dengan siswa untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) secara reguler dalam durasi lama, namun tetaplah berlaku tatap muka antara guru dan siswa karena CBSA dengan skenario agak unik.

Siswa tetap berangkat ke sekolah sejak jam 7, untuk berkumpul di kelas masing-masing dari masing-masing sekolah, dan dicatat kehadirannya oleh guru maata pelajaran tersebut. Sekitar kurang lebih jam 9, sang guru datang dan masuk kelas untuk memberikan tugas sekolah, soal, bahan pelajaran lainnya, dan terus berlaku seperti itu hingga 3 hari ke depan. Tatap muka di kelas berlangsung kurang dari 30 menitan, siswa langsung pulang ke tempat masing-masing.

Masing-masing kelas berlaku sistem 3 hari CBSA, misal, kelas 7A CBSA dimulai dari Senin hingga Rabu, kelas 7B dari Selasa Rabu Kamis, Kelas 7C Rabu Kamis jumat/Sabtu, dan seterusnya. Setiap sekolah memiliki cara berbeda, sekolah tertentu menggunakan sistem 2 hari masuk, sisanya belajar dirumah.

Tidak mewajibkan setiap siswa berpakaian seragam lengkap, tidak pula disalahkan jika ada siswa berpakaian lengkap sebagaimana KBM normal. Tidak ada aturan baku terkait hal seperti ini.

Kondisi CBSA memang sangat dilematis, disatu sisi harus ikuti anjuran pemerintah untuk tidak mengadakan KBM tatap muka, disisi lain berkaitan dengan masa depan dan pendidika siswa.

Keduanya sangat beresiko, meski sistem new CBSA menggunakan protap kesehatan namun tidak menutup kemungkinan sangat rawan terjadi penularan dan penyebaran virus Covid-19, mengingat tidak semua siswa tinggal disatu pondok pesantren, banyak juga siswa yang pulang pergi ke rumah masing-masing.

"emag gak belajar online dari rumah?" tanya bapak terhadap anaknya,

"enggak tau, kata gurunya gitu" jawab sang anak yang enggan disebut namanya

"ya udah engga usah berangkat selolah lagi, minta bahan pelajaran aja dari walikelasnya" tanya bapaknya

"nanti dimarahin guru, kan di absen juga, kalau engga berangkat nilainya bisa jelek" jawab siswa

Kira-kira inti percakapan antara sang bapak dengan anaknya terkait new CBSA.

Apapupn sistem pembelajarannya, tak ada pihak yang patut disalahkan, semua adalah dampak pandemi corona yang telah membuat sistem pembelajaran menjadi tidak menentu. Kalau toh menggunakan sistem belajar dari, tetap berkendala dengan para orangtua yang tidak semuanya paham teknologi informasi, punya hp android, punya kuota, terbentur waktu, kesibukan lainnya.

Hal yang saya salut adalah guru, siswa, pihak sekolah sama-sama memiliki semangat belajar yang tinggi demi mencerdaskan pendidikan generasi penerus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline